Sabtu, 29 September 2018

mobilitas kepemimpinan



I.    PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Masyarakat mengartikan mobilitas sosial sebagai perubahan, pergeseran, ataupun penurunan atau kenaikan status dan peran anggotanya dalam masyarakat secara umum. Perubahan dalam mobilitas ini ditandai oleh perubahan struktur sosial yang meliputi hubungan antar individu dalam kelompok dan antara individu dengan kelompok. Mobilitas sosial terkait erat dengan stratifikasi sosial karena mobilitas sosial merupakan gerak perpindahan dari satu strata sosial ke strata sosial yang lain.   

Wewenang dan Kepemimpinan



I.            PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Pada mulanya masyarakat menganggap sebuah arti wewenang dan kekuasaan merupakan suatu hal yang sama dimana mereka memiliki arti sebagai suatu hak  untuk memimpin namun hal ini salah pengertian dari wewenang dan kekuasaan memiliki arti yang berbeda.
            Yang dimana arti dari wewenang itu sendiri merupakan kekuasaan yang ada pada seseorang atau sekelompok orang, yang mempunyai dukungan atau mendapat pengakuan dari masyarakat. Wewenang biasanya terbatas pada hal-hal yang diliputinya, waktunya dan cara menggunakan. Wewenang itu hanya dapat menjadi efektif apabila didukung dengan kekuasaan yang nyata. Akan tetapi, acap kali terjadi bahwa letaknya wewenang diakui oleh masyarakat dan letaknya kekuasaan yang nyata tidak di satu tempat atau di satu tangan.
Disisi lain kekuasaan memiliki makna kesempatan seseorang atau sekelompok orang untuk menyadarkan masyarakat akan kemauan – kemauannya sendiri dan sekaligus menerapkannya terhadap tindakan – tindakan perlawanan dari orang – orang atau golongan – golongan tertentu. Kekuasaan ada disetiap masyarakat, baik masyarakat yang bersahaja maupun yang kompleks. Adanya kekuasaan itu sendiri tergantung dari hubungan antara yang berkuasa dengan yang dikuasai atau dengan perkataan lain, antara pihak yang memiliki kemampuan untuk melancarkan pengaruh dan pihak lain yang menerima pengaruh itu, dengan rela atau terpaksa.
Didalam kasus ini dengan sangkut pautkan wewenang dan kekuasaan kami mengfokuskan pada permasalahan pada era orde baru yang pada saat itu dipimpin oleh mantan Presiden Republik Indonesia yakni Soeharto. Pada awal kepemimpinan Soeharto saat itu mempunyai berbagai macam presepsi yakni dalam arti negatif maupun positif. Kepemimpinan soeharto yang dianggap mutlak merupakan suatu hal yang wajar bagi kalangan masyarakat. Dalam kepemimipinannya, memang tidak bisa dipungkiri kehebatan Soeharto dalam memimpin hampir 32 tahun. Soeharto melakukan pembangunan secara rinci dari tahap ke tahap.  Tahapan awal dilakukan adalah membangun bidang pertanian setelah itu berbicara industri, dan lain sebagainya. Di bidang pembangunan ekonomi dan pertanian adalah menurunkan tingkat inflasi dari 650% menjadi 12% dalam beberapa tahun pertama kepemimpinannya. Selain itu, beliau juga punya andil besar dalam pembangunan irigasi pertanian yang tersebar diseluruh wilayah nusantara, yang sampai saat ini belum ada presiden yang mampu membangun sejumlah irigasi pertanian itu
Banyak yang memperdebatkan kepemimpinan Soeharto tetapi mungkin saja pola pemerintah tersebut tidak salah pada jamannya karena saat itu Indonesia masih dalam kondisi persatuan, kesatuan dan keamanannya masih sangat buruk. Begitu juga tingkat pendidikan dan perekonomian rakyat masih belum tinggi. Dengan pemerintahan yang otoriter dan tidak demokratis itu Soeharto bisa membangun bangsa ini dengan lebih cepat dan lebih baik. Situasi dan kondisi saat itu juga saat aman karena media masa dapat dikendalikan dalam mengolah berita. Setiap ada berita suara jarum jatuh yang dapat membuat ketidakstabilan bangsa ini maka langsung diredam. Sehingga saat itu suasana terekam dalam otak masyarakat dalam keadaan aman. Padahal saat itu juga banyak kerusuhan, korupsi, pemberontakan, dan berbagai tindak kriminal lainnya.
Didalam pemerintahannya, Soeharto sering kali mengeluarkan kebijakan – kebijakan merugikan publik pada akhirnya. Hal ini yang nantinya membawa Soeharto menyangkut beberapa permasalahan.Yang nantinya menyebabkan runtuhnya orde baru dan mengakibatkan Soeharto  mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden RI dan menyerahkan jabatannya kepada wakil presiden B.J. Habibie.


B.      Rumusan Masalah

1.      Bagaimana proses masuknya kekuasaan Soeharto pada era orde baru
2.      Bagaimana proses runtuhnya kekuasaan Seoharto pada era orde baru
3.      Bagaimana peranan kekuasaan dan wewenang di masa orde baru
  
II.          Pembahasan ( Analisa )

A.     TEORI KEKUASAAN MENURUT FRENCH & RAVEN
Adapun sumber kekuasaan menurut French & Raven ada 5 kategori yaitu;
1). Kekuasaan Paksaan (Coercive Power)
=> Kekuasaan imbalan seringkali dilawankan dengan kekuasaan paksaan, yaitu kekuasaan untuk menghukum. Hukuman adalah segala konsekuensi tindakan yang dirasakan tidak menyenangkan bagi orang yang menerimanya. Pemberian hukuman kepada seseorang dimaksudkan juga untuk memodifikasi perilaku, menghukum perilaku yang tidak baik/merugikan organisasi dengan maksud agar berubah menjadi perilaku yang bermanfaat.
2). Kekuasaan Imbalan (Insentif Power)
=> kemampuan seseorang untuk memberikan imbalan kepada orang lain (pengikutnya) karena kepatuhan mereka. Kekuasaan imbalan digunakan untuk mendukung kekuasaan legitimasi. Jika seseorang memandang bahwa imbalan, baik imbalan ekstrinsik maupun imbalan intrinsik, yang ditawarkan seseorang atau organisasi yang mungkin sekali akan diterimanya, mereka akan tanggap terhadap perintah. Penggunaan kekuasaan imbalan ini amat erat sekali kaitannya dengan teknik memodifikasi perilaku dengan menggunakan imbalan sebagai faktor pengaruh.
3). Kekuasaan Sah (Legitimate Power)
=> kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain karena posisinya. Seorang yang tingkatannya lebih tinggi memiliki kekuasaan atas pihak yang berkedudukan lebih rendah. Dalam teori, orang yang mempunyai kedudukan sederajat dalam organisasiKesuksesan penggunaan kekuasaan legitimasi ini sangat dipengaruhi oleh bakat seseorang mengembangkan seni aplikasi kekuasaan tersebut. Kekuasaan legitimasi sangat serupa dengan wewenang. Selain seni pemegang kekuasaan, para bawahan memainkan peranan penting dalam pelaksanaan penggunaan legitimasi. Jika bawahan memandang penggunaan kekuasaan tersebut sah, artinya sesuai dengan hak-hak yang melekat, mereka akan patuh. Tetapi jika dipandang penggunaan kekuasaan tersebut tldak sah, mereka mungkin sekali akan membangkang. Batas-batas kekuasaan ini akan sangat tergantung pada budaya, kebiasaan dan sistem nilai yang berlaku dalam organisasi yang bersangkutan.
4). Kekuasaan Pakar (Expert Power)
=> Seseorang mempunyai kekuasaan ahli jika ia memiliki keahlian khusus yang dinilai tinggi. Seseorang yang memiliki keahlian teknis, administratif, atau keahlian yang lain dinilai mempunyai kekuasaan, walaupun kedudukan mereka rendah. Semakin sulit mencari pengganti orang yang bersangkutan, semakin besar kekuasaan yang dimiliki. Kekuasaan ini adalah suatu karakteristik pribadi, sedangkan kekuasaan legitimasi, imbalan, dan paksaan sebagian besar ditentukan oleh organisasi, karena posisi yang didudukinya.
5). Kekuasaan Rujukan (Referent Power)
=> Banyak individu yang menyatukan diri dengan atau dipengaruhi oleh seseorang karena gaya kepribadian atau perilaku orang yang bersangkutan. Karisma orang yang bersangkutan adalah basis kekuasaan panutan. Seseorang yang berkarisma, pemimpin karismatik bukan hanya percaya pada keyakinan – keyakinannya sendiri (factor atribusi), melainkan juga merasa bahwa ia mempunyai tujuan-tujuan luhur abadi yang supernatural (lebih jauh dari alam nyata). Para pengikutnya, di sisi lain, tidak hanya percaya dan menghargai sang pemimpin, tetapi juga mengidolakan dan memujanya sebagai manusia atau pahlawan yang berkekuatan gaib atau tokoh spiritual (factor konsekuensi).

B.     Pembahasan

Istilah Orde Baru dalam sejarah politik Indonesia dicetuskan oleh pemerintahan Soeharto dan merujuk kepada masa pemerintahan Soeharto (1966-1998). Istilah ini digunakan untuk membedakan dengan Orde Lama pemerintahan Soekarno. Kekuasaan pada era Soeharto saat itu bersifat absolut yang dimana pada saat itu Soeharto telah menjadi Presiden Republik Indonesia selama 32 tahun. Pemerintahan Orde Baru lahir secara situasional setelah peristiwa Gerakan 30 September 1956/ PKI. Lahirnya Orde Baru ada beberapa versi antara lain:

a. Berdasarkan versi pemerintahan Orde Baru di tandai oleh keluarnya Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret 1966). Pada mulanya keluarnya Supersemar ini mempunyai cerita beberapa versi yakni dimana pada saat itu soekarno selaku presiden menderita penyakit keras dan saat itu dibutuhkan seorang pemimpin yang mampu dan memiliki kemampuan didalamnya yakni letjen Soeharto. yang nantinya diberi tugas untuk mengusir PKI yang pada saat itu akan melakukan perlawanan terhadap Republik Indonesia sedangkan dalam versi kedua yakni hal ini memang telah direncanakan oleh Letjen Soeharto yang dimana pada saat itu PKI telah membantai jendral – jendral besar Republik Indonesia yang pada saat itu digadang – gadang mampu untuk menggantikan Ir.Seokarno untuk menerima Supersemar tersebut namun kebanyakan dari mereka tewas dan hal itu dimanfaatkan oleh Letjen Soeharto untuk mendapatkan Supersemar.

b. Lahirnya Orde Baru pada tanggal 10 Januari 1966 bersamaan dengan tercetusnya Tritura. (Tri/Tiga Tuntutan Rakyat) ialah tuntutan dari para mahasiswa yang mengadakan demonstrasi terhadap pemerintahan Presiden Soekarno. Isi dari Tritura itu sendiri adalah : 1. Bubarkan PKI, 2. Bersihkan kabinet berunsur PKI, 3. Turunkan harga dan perbaikan ekonomi.

c. Orde baru lahir pada tanggal 23 Februari 1967 , sejak peristiwa penyerahan kekuasaan dari presiden Sukarno kepada Jenderal Suharto selaku pengembang Supersemar.
Pada pemerintahan zaman orde baru ini telah mengalami banyak perkembangan didalam bidang ekonomi dan pembangunan. Dengan kepemimpinan Soeharto yang bertangan dingin beliau bercita-cita untuk membawa indonesia maju pesat didalam perekonomian.
Gaya Kepemimpinan Presiden Soeharto merupakan gabungan dari gaya kepemimpinan Proaktif-Ekstraktif dengan Adaptif-Antisipatif, yaitu gaya kepemimpinan yang mampu menangkap peluang dan melihat tantangan sebagai sesuatu yang berdampak positif serta mempunyal visi yang jauh ke depan dan sadar akan perlunya langkah-langkah penyesuaian.
Tahun-tahun pemerintahan Suharto diwarnai dengan praktik otoritarian di mana tentara memiliki peran dominan di dalamnya. Kebijakan dwifungsi ABRI memberikan kesempatan kepada militer untuk berperan dalam bidang politik di samping perannya sebagai alat pertahanan negara. Demokrasi telah ditindas selama hampir lebih dari 30 tahun dengan mengatasnamakan kepentingan keamanan dalam negeri dengan cara pembatasan jumlah partai politik, penerapan sensor dan penahanan lawan-lawan politik. Sejumlah besar kursi pada dua lembaga perwakilan rakyat di Indonesia diberikan kepada militer, dan semua tentara serta pegawai negeri hanya dapat memberikan suara kepada satu partai penguasa Golkar
Bila melihat dari penjelasan singkat di atas maka jelas sekali terlihat bahwa mantan Presiden Soeharto memiliki gaya kepemimpinan yang otoriter, dominan, dan sentralistis
            Kekuasaan dan wewenang sangat berpengaruh dalam pemerintahan orde Baru. Kekuasaan yang diterapkan dalam orde baru yakni kekuasaan yang bersifat absolut. Yang dimana kekuasaan dipegang oleh presiden sedangkan rakyat hanya sebagai pelengkap suatu negara. Kekuasaan dalam pemerintahan orde baru ini sangat bersifat memaksa. Dan pemerintahan Soeharto adalah pemerintahan yang terkekang karena didalam pemerintahannya semua aspirasi rakyat tidak pernah didengar dan semua sistem informasi yang menyangkut masalah pemerintahan yang berbau negatif tidak boleh diumumkan kepublik.
            Wewenang pada masa orde baru tidak digunakan dengan baik oleh presiden saat itu yakni Soeharto. Wewenang itu disalah gunakan dengan melakukan KKN. Saat itu KKN marak di Orde baru, dan malangnya lagi saat itu pers tidak diperbolehkan meliput tentang itu, sehingga KKN berjalan mulus saat Orde baru karna wewenang soeharto yang mencekal pers untuk meliput kejadian tersebut.  
III. Penutup

A.      Kesimpulan
·         Sebelum masuk ke era orde baru terjadi permasalahan tentang ulah-ulah PKI yang semakin meresahkan warga masyarkat. Kemarahan rakyat itu diikuti dengan demonstrasi-demonstrasi yang semakin bertambah gencar menuntut pembubaran PKI berserta ormas-ormasnya dan tokoh-tokohnya harus diadili. Sementara itu untuk mengisi kekosongan pimpinan AD, pada tanggal 14 Oktober 1965, pangkostrad/pangkopkamtib Mayjen Soeharto diangkat sebagai Menpangad. Bersamaan dengan itu diadakan tindakan-tindakan pembersihan terhadap unsur-unsur PKI. Didalam tindakan pembersihan PKI di Indonesia saat itu pula Soeharto menerima SUPERSEMAR  dari Ir.Seokarno. Dengan Supersemar Soeharto mengatasi keadaan yang serba tidak menentu dan sulit terkendali itu. Dengan berkuasanya Soeharto sebagai pemegang tampuk pemerintahan negara RI sebagai pengganti Presiden Soekarno, maka dimulailah babak baru yaitu sejarah Orde Baru.
·         Dalam melaksanakan pembangunan, pemerintahan Orde Baru mendapat kepercayaan baik dari dalam maupun dari luar negeri. Rakyan Indonesia yang dalam enam dasa warsa sangat menderita, sedikit demi sedikit dapat dientaskan. Namun sangat disayangkan kemajuan Indonesia hanya semu belaka. Hasil pembangunan telah mencitakan kesenjangan antara yang kaya dengan yang miskin. Hal ini terjadi karena adanya praktik-praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia. Akibatnya terjadi krisis multidimensional (berbagai bidang), seperti :
1. Krisis politik, karena terlalu lamanya Presiden Suharto berkuasa ( kurang lebih 32 tahun)
2. Krisis ekonomi, karena terlalu banyak utang Indonesia kepada luar negeri, dan banyak terjadi korupsi.
3. Krisis sosial , pertikaian sosial yang terjadi sepanjang tahun 1996 telah memicu munculnya kerusuhan antar agama dan etnis, misalnya di Situbondo(Jawa Timur), Tasikmalaya(Jawa Barat), Sanggau Ledo (Kalimantan Barat) yang meluas ke Singkawang dan Pontianak.
Selain itu ada pula beberapa penyebab sebagian masyarakat tidak menyukai orde baru masa Soeharto yakni :
a.      Tindakan rasisme terhada etnis Tionghoa
b.      Pengekangan pergerakan pelajar dan mahasiswa
c.       Kontrol akan media dan mengekangan kebebasan pers
d.      Pelarangan jilbab dan pembantaian umat muslim
e.      Petrus alias penembakan misterius
pada puncaknya yakni tahun 1997, Asia mengalami krisi finansial. Indonesia pun terkena imbasnya. Untuk itu, pemerintah Soeharto berusaha untuk meminta pinjama, IMF melakukan prosedur pemeriksaan keuangan Indonesia secara menyeluruh dan mendetail
Dari pemeriksaan tersebut diketahui bahwa selama 32 tahun Soeharto berkuasa, ia dan mereka yang duduk di kursi kekuasaan telah mengkorupsi 30% dana pembangunan. Hal ini lantas diekspos oleh dunia sehingga masyarakat indonesia geram dan merasa tertipu.
Terjadilah ketidakstabilan nasional, harga melonjak naik, gelombak demonstrasi pun seolah tek terhenti. Puncaknya , tahun 1998 mahasiswa dan rakyat indonesia menduduki gedung DPR/MPR dan memaksa Soeharto untuk lengser dari jbatannya. Akhirnya Soeharto pun mundur dari jabatannya dan digantikan oleh B. J. Habibie.


IV. Daftar Pustaka

·         Sarwono, Sarlito W. 2005. Psikologi Sosial (Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan). Balai Pustaka, Jakarta.

Jumat, 21 September 2018

jadi PNS enak gak sih ?



jadi PNS Enak gak sih ? ( persepsi penulis )

Bagi anda yang menunggu untuk menjadi pns mungkin inilah waktu yang tepat untuk berjuang. Ya tentu hal ini dikarenakan dalam waktu dekat CPNS akan segera dibuka, tentu peminatnya tidak sedikit namun yang tidak berminat pun juga ada. ini hajatan besar lohh kok bisa ada yang gak minat,..?? ya namanya saja selerah, apapun bebas asalkan tidak ngawur.
Bagi seorang yang sudah menunggu ini tentu tidak akan melewatkan kesempatan itu begitu saja, ia akan mengerahkan seluruh armadanya untuk memenangkan event pemerintah ini. Banyak cara yang digunakan, bisa belajar secara mandiri, pergi les, latihan fisik, minta doa doa ke kyai, bahkan ada rela semedi dan belajar ilmu ke dukun biar lolos hajat ini. Sunggu mengesankan bin sesat., tapi ada satu cara yang katanya tidak berlaku disini.. tapi penulis tidak mau mengatakannya hahaha.

Minggu, 09 September 2018

bukan sekedar asmarah



Jangan bicarakan asmarah jika belum baligh. 

Apakah anda sudah mengenal cinta,? Seperti apa cinta itu sesungguhnya.? Lantas bagaiamana rasanya,? Menurut hasil survey yang ada cinta itu nikmat dan membutakan. Entah itu benar atau tidak. Lantas survey dari mana, apa dari media ternama. Tentu bukan ini hanya survey bodong yang sering ku tanyakan pada kawan sejawat yang senang memadu / beradu kasih. Kenapa ku sebut demikian, ya kalau tidak ada kasih sayang pasti timbul pertengkaran.

Katanya Froom, cinta murni itu hanya bertahan selama 6 bulan, selebihnya bukan cinta lagi. Itu hanya sekedar hasrat pribadi yang tidak sanggup /  tidak ingin melepaskan seseorang saja, bisa saja itu dikatakan sungkan ya atau sering disebut rasa malu. Lah cinta ada rasa malunya sekarang ya? Kok mereka gak malu jika berpacaran terksposes ke ranah publik ? mungkin saja malu konotasi yang berbeda pada diri mereka hanya bersifat individualisti tidak pada publik. Ingat bro,.. kebebebasan itu terbatas tapi kita juga harus menyamakan persepsi dulu biar tidak berbeda pendapat. 


Ahhh, ini hanya bicara ngawur aja... teori dari mana itu coba,? Ya beginilah jika teori diartikulasikan diri sendiri dan tidak dari berdiskusi atau membaca buku hingga habis. Jadi mohon maaf jika penulis nantinya akan menulis secara nglantur mengenai cinta dari sudut pandang penulis. Pembukanya sudah, sekarang ayoo main di isinya, agar bisa mengenal persepsi penulis mengenai cinta - jodoh.