Minggu, 09 September 2018

bukan sekedar asmarah



Jangan bicarakan asmarah jika belum baligh. 

Apakah anda sudah mengenal cinta,? Seperti apa cinta itu sesungguhnya.? Lantas bagaiamana rasanya,? Menurut hasil survey yang ada cinta itu nikmat dan membutakan. Entah itu benar atau tidak. Lantas survey dari mana, apa dari media ternama. Tentu bukan ini hanya survey bodong yang sering ku tanyakan pada kawan sejawat yang senang memadu / beradu kasih. Kenapa ku sebut demikian, ya kalau tidak ada kasih sayang pasti timbul pertengkaran.

Katanya Froom, cinta murni itu hanya bertahan selama 6 bulan, selebihnya bukan cinta lagi. Itu hanya sekedar hasrat pribadi yang tidak sanggup /  tidak ingin melepaskan seseorang saja, bisa saja itu dikatakan sungkan ya atau sering disebut rasa malu. Lah cinta ada rasa malunya sekarang ya? Kok mereka gak malu jika berpacaran terksposes ke ranah publik ? mungkin saja malu konotasi yang berbeda pada diri mereka hanya bersifat individualisti tidak pada publik. Ingat bro,.. kebebebasan itu terbatas tapi kita juga harus menyamakan persepsi dulu biar tidak berbeda pendapat. 


Ahhh, ini hanya bicara ngawur aja... teori dari mana itu coba,? Ya beginilah jika teori diartikulasikan diri sendiri dan tidak dari berdiskusi atau membaca buku hingga habis. Jadi mohon maaf jika penulis nantinya akan menulis secara nglantur mengenai cinta dari sudut pandang penulis. Pembukanya sudah, sekarang ayoo main di isinya, agar bisa mengenal persepsi penulis mengenai cinta - jodoh.






·         Cinta

Bila kita mendiskusikan tentang cinta, tentu tidak terlepas dari hasrat, nafsu atau apapun itu namnya pokoknya yang enak- enak, itulah yang disebut cinta. Makanan enak, apa bisa disebut cinta, tentu saja bisa tapi bukan namanya cinta hanya sudut pandang tertentu saja yang kamu cintai hahaha ngawur.!! Cinta itu tidak terbatas pada subjek sajaloh tapi juga objek, untuk kali ini kita hanya akan membahas mengenai cinta dari subjek aja. Cinta pada manusia ke manusia lainnya yang sering kita lihat bertebaran dimana pun itu.

Fenomena cinta saat ini yang sering kita temui dan banyak diakui oleh aktor yakni dengan berpacaran, tapi apa mereka benar- benar mengenal cinta?. Ya mungkin hanya sekilas saja mereka cinta setelahnya itu hoax. Jadi bagaimana dong? Ya mereka hanya mengenal mengenai nafsu semata, karena beberapa faktor saja sehingga mereka mencintai orang tersebut, kata Schutz itu bagian dari because motif dan in order to motif, dan orang itu tidak bisa terlepas dari semua hal itu.

Bila kita melihat orang berpacaran itu asas cinta mereka karena fisik, harta, tahta / dikdayah / popularitas. Itu sangat wajar, tentu kita dalam mencari pasangan akan mempertimbangkan beberapa aspek namun aspek tersebut tidak sepenuhnya mutlak, itu hanya secara garis besar saja. Sedangkan yang lainnya pasti akan berbeda tergantung diri anda mau menilai pasangan anda dari sudut mana. Bisa jadi anda menilainya dari hati bukan dari yang tampak saja.

Berpacaran menurut penulis itu tidak mengenal cinta. Kasih sayang, atau apalah menurut pembelaan kalian semua. Bagi penulis berpacaran itu hanya pelampiasan saja, pelampiasan apa nih maksudnya? Pelampiasan atas nafsu yang tidak tersampaikan, bisikan bisikan mahluk astral yang sekiranya memikat untuk didengarkan. Mereka yang menjalankannya hanya terbatas pada nafsu, jika nafsu sudah habis mereka akan mencari lagi, lantas seperti barang buangan dong?

Lahh.... maunya gimana, coba deh lihat sekarang seperti bagaimana anda yang berpacaran puluhan tahun lalu tidak diberi kepastian malah ditinggal nikah dengan mahluk lainnya. anda hanya mendapatkan undangan saja, ya itu pun kalau anda dapat dan anda ingin hadir di pesta pernikahannya dia. Coba aja anda bayangin semua itu seperti apa anda jika melakukan hubungan pacaran, namun ujung- ujungnya putus tidak menuai kejelasan.

Anda tau pacaran itu banyak omong kosongnya tapi tetap saja anda lakukan. Ini tidak terjadi karean aktor membutuhkannya, tapi anda sendiri pun juga membutuhkannya, benar bukan. Harus benar dan pokoknya selalu benar. Duhh penulis mah sukanya maksa aja.  Sekarang coba anda lihat diri anda, apa benar hal itu atau ini semua tulisan ini hanya hoax semata. Pastinya shh ada unsur hoaxnya karena ini dari percakapan ngawur semata.

Ahhh, kayak penulis gak pernah pacaran saja berani bilang gitu,. Saya mah sukanya melempar wacana, jadi bila anda menanyakan hal yang demikian, coba bayangkan sendiri jawabannya. Kalau ia memang ia, kalau tidak ya bisa jadi tidak, semua tergantung persepsi anda. Pastinya saya sudah menjelaskan pada diri anda apa sih cinta dalam konotasi pacaran yang katanya enak bagi para aktor, tapi nyatanya itu tak semanis kata- kata mutiara. Jangan dilakukan, karena kasih sayang / cinta itu bisa didapat dari sudut pandang yang berbeda.

·         Jodoh

Jodoh itu berbeda loh dengan cinta, kok bisa? Ya bisa dilihat dari katanya aja sudah beda. lalu, seperti halnya yang dirasakan duluan mana antara cinta dan jodoh, seperti halnya pertanyaan ngawur ini duluan mana antara ayam dan telur, ini semua tergantung pada persepsi penjawabnya. Ahh persepsi persepsi lagi bisa gak kita hanya berpaku pada 1 jawaban pasti. Hahahaha bagi penulis semua itu tidak bisa karena kita harus mengambil pendapat orang lain untuk mencari jawaban terbaiknya.

Oke kita kembali fokus, pada pendapat awal saya beranggapan bahwa jodoh merupakan cerminan jati diri kita sesungguhnya, jika kita orangnya malas maka jodoh kita juga malas, jika kita orangnya kurang baik maka jodoh kita juga kurang baik, sebagaimana kita selama ini. Namun hal itu terbantahkan teman saya yang sekiranya lebih expert mengenai hal itu karena ditunjukkan dari ayat al quran, bukankah semua yang ada di al quran sudah pasti dan kita harus meyakini itu semua. Kitab babon rek,,, iku kayak skripsi ada kitab babon e ae.

Surat annur ayat 26 salah satu tafsirnya menyebutkan bahwa sebaiknya kita seleksi dalam memilih pasangan hidup. Fitrah manusia ia pasti ingin dapat yang baik. Jika pada awalnya seorang tidak berpasangan dengan yang baik maka itu bisa di jadikan sebagai ladang dakwah untuk menjadi baik bersama. Namun jika tidak bisa, maka itu seperti penjelasan surat at taghobun ayat 14, yang menjelaskan akan ada dari keluargamu yang akan menjadi musuhmu. 

Lah lantas apa yang harus kita lakukan atas semua ini. Ya kita hanya bisa memperbaiki diri sendiri untuk menjadi yang terbaik agar bisa mendapatkan yang baik pula. Ahh kalau gak gitu biasnaya sihh penulis itu minta yang enggak enggak sama allah, agar diberi yang terbaik, karena kita tidak akan tau yang seperti apa dan menjadi apa, jadinya mintanya suka ngawur dan meminta hal yang tidak mungkin hahaha. Ahh entah apa yang dipikirkan penulis.

Tapi memang sudah dibenarkan manusia akan dijadikan berpasang- pasangan laki dengan perempuan loh ya, bukan sejenis loh. Lantas kita hanya bisa memberikan doa terbaik kata teman saya mah, perbanyak istiqfar, banyakin sholat malam dan dhuha, jangan lupa doa fajar dan senjanya. Nah toh kurang manteb mana coba sudah banyak jalannya, tinggal kitanya aja mau menjalaninya atau enggak. Ingat tuh, 

****

Sudah cukup ulasan hari ini, mengenai omong kosong penulis akan persepsinya yang penuh khayal, tapi ada beberapa yang benar lohh, karena ini mengandung unsur subjektifitas maka maafkan jika ada salah pemahaman. Karena ini hanya sebagai pelampiasan apa yang ada di kepala semata, sayang jika tidak disalurkan. Tapi untuk doa doanya beneran loh, bisa di coba kalau ingin sukses kalau bisa ditambahi 100x surat al iklas setiap harinya biar topcer.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar