Kamis, 11 Juli 2019

budaya, antropologi dan pendidikan


I.                  Pendahuluan
Indonesia merupakan negara keempat yang memiliki populasi terbesar didunia. hal ini tercatat terdapat 237 juta jiwa lebih yang bermukim di indonesia pada tahun 2010. Meski begitu indonesia masih belum tergolong dalam negara maju, melainkan hanya sebagai negara berkembang. Pada bentuknya negara maju tidak hanya dinilai pada sumber daya alam yang dimiliki meliankan juga sumber daya manusia yang memiliki kualitas lebih. Hal inilah yang belum dimiliki oleh indonesia secara umum, yakni masih kurangnya kualitas dari sember daya manusia tersebut. hal inilah yang coba diperbaiki oleh bangsa indonesia dengan jalan meningkatkan kualitas dari pendidikan itu sendiri sebagai tolak ukur memajukan sumber daya manusianya. Pada dasarnya perbaikan kualitas manusia tidak hanya pada pendidikan saja melainkan juga perlu disikapi dalam hal bentuk kebudayaannya.
Kebudayaan sendiri dapat diartikan sebagai suatu hal mengenai tata cara hidup yang dihayati oleh masyarakat tertentu yang terdiri dari cara berfikir, cara bertindak, dan cara memanifestasikan segala sesuatu yang dianggap sakral baginya. Pada penerapannya kebudayaan tidak perna lepas dari nilai dan norma yang dianut dalam masyarakat tersebut. Hal ini menunjukkan kebudayaan merupakan hasil dari produksi individu tersebut. pada dasarnya kebudayaan ini tentunya dibentuk sejak jaman nenek moyang,  terutama masyarakat agraris. Hal ini dalam masyarakat agraris terdahlu memiliki pandangan  untuk mengatur kehidupan baik dimassa tersebut hingga massa kini, dalam prosesnya tentu disesuaikan dengan sikap dan karateristik dari masyarakat, sehingga menyebabkan kebudayaan satu dengan lainnya berbeda.   Secara tak langsung sebuah kebudayaan tentunya mampu dalam menentukan kualitas dari masing- masing individu tersebut. hal inilah yang patut untuk dipahami yakni setiap kebudayaan yang berbeda tentunya akan menghasilkan kualitas individu- individu yang berbeda pula.
Pada pandangan david bidley dan phlip bagby beranggapan bahwa kebudayaan merupakan sebuah konsep dan realitas. Sedangkan pada pemahaman durkheim kebudayaan dipahami sebagai totalitas fakta-fakta sosial yang bersifat immanen dan transenden. Pada satu pihak kebudayaan berkerja dalam diri individu, membimbingnya untuk berperilaku menurut cara tertentu pada pihak lain. Secara nyata hal ini menandakan bahwa kebudayaan merupakan hasil produksi dari individu tersebut melalui aturan –aturan yang disepakati berbentuk nilai maupun norma dalam produsi kognitifnya. Hal inilah yang menjadikan kebudayaan tersebut terus berkembang, dikarenakan proses berfikir tersebut.  Pada  penelitian sejak tahun 1976 dari Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya Kemdikbud baru mencatat 67.273 warisan budaya  baik itu berupa budaya benda maupun bukan benda, yakni meliputi 11.627 budaya benda tidak bergerak, 53.538 benda bergerak dan 2.108 budaya bukan benda. Hal ini tentunya mengindifikasikan bahwa beragamnya kebudayaan indonesia dan nyatanya hal ini masih belum keseluruhan dan terus akan berkembang.
Pada perkembangannya kebudayaan tentunya mengalami perubahan. Hal ini didasarkan dimensi waktu, hal ini dapat dilihat pada konteks modernitas dan tradisional. Terjadinya perubahan kebudayaan ini tentunya tidak luput dari peran masyarakat sendiri. Timbulnya modernisasi ini mengidikasikan bahwa masyarakat akan meningalkan apa yang dianggap kuno baginya dan mengganti dengan hal- hal yang lebih menarik dan baru. Ketertarikan akan hal ini dikarenakan masyarakat tersebut sudah bosan dengan hal yang itu- itu saja, mereka tentunya mencoba memproduksi sendiri budaya tersebut dari budaya asing.. Padahal pada tahap modernitas, tidak luput akan pengadopsian dari bahaya negatif maupun positif culture asing, yang senyatanya belum tentu cocok dengan budaya kita. secara nyata efek dari perubahan budaya tersebut tentunya sangat besar. Hal semacam inilah yang nantinya akan membawa masyarakat akan keterasingan. Sehingga masyarakat akan melupakan siapa jati dirinya dan lebih melihat pada apa yang dibawah oleh orang lain.kebudayaan yang ada dalam masyarakat sekarang pada umumnya merupakan kebudayaan yang telah diadopsi oleh masyarakat itu sendiri atau merupakan rekayasa kebudayaan. Sebuah kebudayaan murni sejatinya tercipta pada masyarakat agraris yang dimana pada masyarakat tersebut masih belum terjemaah oleh kebudayaan asing dan terlebih lagi mereka lebih sering untuk menutup diri akan ketakutannya mengenai dunia luar yang tidak dikenalnya.
Pada proses perubahan kebudayaan kini mengalami penurunan nilai- nilai.  Secara sadar perubahan kebudayaan tentunya secara perlahan tidak menitik beratkan pada nilai maupun norma, melainkan hanya pada perkembangan teknologi saja. Sedangkan nilai dan norma hanya sebagai tolak ukur masa lalu saja.  Pada pemahamannya kita melihat dua bentuk tata nilai yang berbada konteks. Pada hal yang pertama tentunya beberapa kaum tradisional yang menginovasi akan nilai dan norma yang sudah mapan dijadikan sangsi. Namun dititik lain yakni kaum modernitas lebih mengindahkan tentang keberadaan nilai maupun norma tersebut dan hanya memfokuskan pada inovasi akan teknologi, hal ini mereka beranggapan bahwa dalam hal ini merupakan sebab akibat dari masa lampau.
Perubahan kebudayaan pada masyarakat ini tenunya tidak dipertimbangkan baik buruknya oleh mereka. Hal ini dapat dilihat dari efek yang ditimbulkan dari perubahan kebudayaan tersebut. secara sadar masyarakat yang tidak siap akan perubahan tersebut mengalami cultural lag, atau dapat disebut dengan keterkejutan akan budaya baru. Hal menimbulkan spekulasi akan menimbulkan efek yang negatif dari perubahan budaya ini. secara sadar kebudayaan mengalami perubahan secara sistemtis, yakni dalam hal ini tentunya kita mampu melihat bagaimana masyarakat melakukan proses pemikiran mereka mengenai budaya, baik dalam mempertahankan hingga memproduksi maupun mengadopsi budaya tersebut. Pada konteksnya hal ini hanya akan menimbulkan rekayasa budaya atau menimbulkan keterasingan pada masyarakat agraris.
Kebudayaan yang dibentuk oleh masyarakat modern hanya akan mengacu pada peradapan teknologi.  hal ini menyebabkan masyarakat modern hanya akan mengalami ketergantungan akan hal tersebut. Secara sadar kebudayaan yang mereka ciptakan merupakan acauan mereka dalam melakukan tindakannya. Pembentukan kebudayaan modern ini tentunya mengacu pada pengadopsian masyarakat mengenai kebudayaan luar. Kebudayaan asing sendiri dijadikan acuan ataupun diadopsi dikarenakan bagi mereka menarik dan patut untuk ditiru. Hal ini mereka tidak mempertimbangkan budaya yang sudah terbentuk pada masa lalu, yang tentunya akan tergerus akan budaya yang baru. Pada nyatanya saat ini kebudayaan baru telah mendominasi dan telah menggerus akan budaya lama, meskipun masih ada beberapa budaya lama yang masih bertahan pada era kerasnya budaya saat ini.
Pada perubahan budaya dalam masyarakat ini tentunya tidak hanya meliputi pada konteks modernitas maupun teknologi tetapi juga pada pendidikan. hal ini dikarenakan pada proses pembentukan budaya juga dipengarui intelektualitas. Pemahaman ini dilihat pada aspek pendidikan dalam masyarkat tersebut. pada pemahaman masyarakat tentunya berbeda- beda mengenai pemahaman pendidikan. hal ini dapat dilihat dari konteksnya yakni pada masyarakat tradisonal dan modern. Dalam hal ini tentunya mempengarui akan pemahaman dalam perubahan kebudayaan tersebut. pada pemahaman masyarakat teradisonal merupakan hasil produksi dari rakyat-rakyat kecil yang masih lekat akan kebudayaannya sehingga norma dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat tersebut masih tetap dijaga. Dalam nyatanya pada pendidikan tradisional ini tentunya sangat sulit untuk merubah nilai dan norma yang dianut dikarenakan mereka tetap memegang teguh akan nilai dan norma tersebut.  Sedangakan dalam masyarakat modern sebagaimana yang diketahui yang ditonjolkan hanya inovasi dari teknoloi itu sendiri yang menjadi kebanggaan dari kalangan mereka. Hal dikarenakan mereka lebih sering mengadopsi ataupun mengalkulturasikan akan kebudayaan mereka dengan kebudayaan baru tanpa mengindahkan nilai maupun norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
Secara sadar proses pengprodukisan pendidikan mereka tentu didasarkan atas apa yang mereka yakini. Hal ini menjadikan pendidika bersifat dinamis, yakni berubah- ubah dalam konteksnya. Semacam permasalahan inilah yang patut untuk dipahami. Dalam pendidikan sendiri tidak hanya pemahaman mengenai nilai- nilai lama yang dipelajari namun juga pembentukan akan nilai- nilai baru juga dibentuk dalam pendidikan tersebut.  pada perubahan masyarakat pendidikan tradisonal konteks pendidikan yang dirubah hanya sebagian kecil saja tidak secara keseluruhan, dalam hal ini tentunya dapat dikatakan masih tahap mikro. Pada pendidikan tradisonal sendiri tidak hanya menyadarkan tentang perubahan secara mutlak namun juga hal ini menjadikan pendidikan tradisional lebih maju dari pada sebelumnya. Hal berbeda lebih diakui dalam pendidikan modern, hal ini dapat dilihat dalam perubahan nilai dan norma yang mereka anut, pendidikannya tidak lagi lebih maju namun juga dapat dikatakan mengalami kemunduran metal. Karena mereka sendiri mengindahkan akan berfungsinya nilai dan norma dalam konteksnya dan lebih menekankan pada perubahan budaya itu sendiri. sehingga mereka tergerus arus medernitas tanpa adanya penyaringan dalam pembentukan kebudayaan baru tersebut.
Perubahan tanpa arah pada masyarakat modern hanya akan menghilangkan nilai dan norma yang ada sebelumnya. Pada dasarnya pendidikan sendiri dapat dikatakan sebagai kondisi atau wadah dalam kelanjutan budaya. Pendidikan sediri diakui sangat penting sebagai kerjasama yang inteljen dalam perubahan budaya. Pada umumnya masayarakat sendiri kurang lebih ingin dalam menyeimbangkan kemampuan mereka dalam memprduksi perubahan budaya tersebut yakni dengan jalan penerapan pendidikan dalam sekolah sekolah terkini.  Pendidikan yang diproduksi tentunya sngat disesuaikan denga perubahan zaman maupun budaya saat ini. hal ini bertujuan agar proses dalam pendidikan berjalan lancar dan masyarakat sendiri tidak mengalami ketertinggalan informasi dalm konteks yang lebih luas.
Pensama rataan pendidikan dalam konteks pendidikan tradisonal dan modern sudah diusahakan oleh pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan fasilitas maupun sumber pendidikan yang memupuni dalam melakukan tindak ajar. Sebgai hal yang patut untuk dipahami yakni pendidikan sendiri merupakan hal yang menjadikan peningkatan kualitas sumber daya secara intelektual. Secara tak langsung dalam hal ini pendidikan menjadi prioritas utama dalam hal menyikapi perubahan budaya. Secara implikasi pendidikan tentunya sangat berguna tidak hanya bagi masyarakat kecil tapi juga pada masyarakat secara umum. Hal ini juga dikarenakan pendidikan sendiri mampu dalam meningkatkan modal sosial, status sosial, hingga kualitas pribadi.
Pencangkupan pendidikan sangat luas. Hal ini dapat dilihat dari pemahaman mengenai metode maupun proses pembelajaran yang berlangsung. Konsep pendidikan sendiri tidak hanya pada tahapan sekolah namun juga pada masyarakat. secara pribadi pendidikan pada masyarakat tradisional lebih berpengaruh pada implikasinya yakni masyarakat sekitar dari pada mereka menindak lanjuti dalam pendidikan tingkat berjenjang. Hal ini dikarenakan kebudayaan mereka yang lebih tertuju pada masyarakat dari pada hanya sekedar pembahasan metode maupun teori. Bagi mereka pendidikan yang terbai pada masyarakat tradisional yakni pada titik bertemu dan bergerak dalam masyarakat. hal lain lebih ditunjukkan pada masyarakat modern yang lebih terpuaskan pada pemahaman teori maupun metode, namun mereka lemah dalam interaksi pada masyarkat. Hal inilah yang selayaknya pada perubahan budaya untuk diperbaiki bagaimana proses dalam pengajaran kedua masyarakat yang berbeda ini menjadi lebih baik. Sebagai tinjauan utama tentunya sangat dihindarkan akan sifat individualistis mereka.
Pada proses menuju kebudayaan yang baru, tentunya akan memberi dampak yang signifikan pada pendidikan. Dampak tersebut tentunya ada positif maupun negatif. Pada prihal yang positif tentunya kita disuguhkan dengan berbagai macam disiplin keilmuan yang baru sehingga diharapkan mampu dalam bersaing dengan negara- negara asing, selain hal itu tentunya dapat kita lihat juga bagaimana proses pembentukan keilmuan yang lebih baik dari pada dahulu. Hal yang paling mencolok yakni semakin ditingkatnya fasilitas baik sarana maupun prasarana dalam dunia pendidikan tersebut.hal ini tetnunya ditinjau pada dampak positifnya, namun hal lain ditunjukkan dalam dampak negatif, yakni tidak adanya filter bagi bangsa dalam menyaring kebudayaan sehingga pendidikan tentunya juga memproduksi hal-hal yang sekiranya negatif, selain itu pada era modern saat ini tentunya semakin mempertegas akan kebutuhan mereka mengenai barang – barang elektronik dan mengokohkan kelas sosial yang didapat. Hal ini mengidentifikasikan terdapat kapitalisasi pendidikan.
Dalam kapitalis hal ini mengidentifikasikan bahwa suatu bentuk investasi yang diharapkan akan meraup keuntungan dalam pasar. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pendidikan hanya sebagai alat bukan untuk mencari ilmu melainkan hanya menjadi pekerja. Hal ini dapat diperoleh dari motif tindakan dari individu- individu yang bersangkutan. Pada kapitalisasi sendiri tentunya tidak luput dari nilai surplus yang dimana dalam hal ini mengidentifikasi bahwa bilai lebih dalam kapitalis yang diinvestasikannya kembali kedalam proses produksi dan sirkulasi komodikasi agar dia dapat meraih keuntungan yang lebih besar lagi dari nilai surplus tersebut.
Pemahaman kepitalisasi pendidikan ini merupakan dampak yang paling terlihat dalam era modern saat ini. secara nyata anak tidak lagi diproduksi sebagai pencipta ilmu melainkan diciptakan sebagai pekerja. Sehingga pada dasarnya disiplin keilmuan mereka yang didapat tidak berjalan dengan baik. Hingga tentunya tanpa disadari para individu tersebut semakin cinta terhadap duniawinya dan melupakan tujuan mereka hidup sebenarnya. Proses kapitalisasi ini tentunya sudah disadari sejak dahulu namun hal ini kurang diantisipasi oleh masyarakat sehingga membuat kepitalisasi meraja rela, dan mampu memperbudak manusia dalam era perubahan kebudayaan ini. Hal ini tentunya semakin mengidentifikasi semakin kurang siapnya masyarakat terhadap perubahan budaya yang dialaminya atau dapat dikatakan terjadi cultural shock.


II.               Pembahasan
Dalam perubahan kebudayaan dan pendidikan hal ini tentunya sangat saling terkait. Hal ini tenunya dapat dilihat dari bagaimana perubahan mempengarui pendidikan maupun pendidikan yang menjadia wadah ataupun sarana dalam melakukanperubahan budaya tersebut. Pada kamus besar bahasa indonesia pendidikan dapat diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.   secara tidak langsung pendidikan dijadikan tolak ukur kesuksesan dalam  memahami maupun membentuk kebudayaan itu sendiri. Pada umumnya pendidikan mengajarkan pada anak- anak dalam proses intelek tual yang tinggi sehingga mereka mampu dalam memproduksi dan meningkatkan kualitas mereka dalam  bersaing nantinya dengan kebudayaan asing.
Pada relevansinya dalam hal ini tentunya berhubungan denga beberapa teori yakni pada teori siklus maupun teori linear. Dalam pemahamannya teori linear merupakan perubahan sosial bersifat linier atau berkembang menuju ke suatu titik tujuan tertentu. Pada teori ini percaya bahwa perubahan sosial bisa direncanakan atau diarahkan ke suatu titik tujuan tertentu. Masyarakat berkembang dari tradisional menuju masyarakat kompleks modern. Dalam pemhaman Emile Durkheim menegaskan dalam teorinya yang terkenal bahwa masyarakat berkembang dari solidaritas mekanik ke solidaritas organik. Solidaritas mekanik merupakan cara hidup masyarakat tradisional yang di dalamnya cenderung terdapat keseragaman sosial yang diikat oleh ide bersama. Sebaliknya, solidaritas organik merupakan cara hidup masyarakat lebih maju yang berakar pada perbedaan daripada persamaan. Masyarakat terbagi-bagi secara beragam atau terjadi proses diferensiasi kerja.
Sedangakan tidak jauh berbeda pemahaman dalam Teori siklus menjelaskan bahwa perubahan sosial bersifat siklus artinya berputar melingkar. Menurut teori siklus, perubahan sosial merupakan sesuatu yang tidak bisa direncanakan atau diarahkan ke suatu titik tertentu, tetapi berputar-putar menurut pola melingkar. Pandangan teori siklus ini, yaitu perubahan sosial sebagai suatu hal yang berulang-ulang. Apa yang terjadi sekarang akan memiliki kesamaan atau kemiripan dengan apa yang ada di zaman dahulu. Didalam pola perubahan ini tidak ada proses perubahan masyarakat secara bertahap sehingga batas-batas antara pola hidup primitif, tradisional, dan modern tidak jelas. Perubahan siklus merupakan pola perubahan yang menyerupai spiral. Hal ini tentunya lebih ditekankan pada perubahan yang terjadi dalam konteksnya. Secara sepahaman yang dianut yakni bahwa saat ini bangsa indonesia berada dalam posisi bahwa yang dimana mereka meniru akan kebudayaan asing sebagai contoh konkretnya. Pada zaman dahulu tentunya budaya kita maupun asia telah menjadi tolak ukur bagi bangsa – bangsa lain hal inilah yang ditekankan pada teori siklus ini.
Secara sadar pendidikan yang dibentuk melalui perubahan kebudayaan ini tentunya beranggapan bahwa masyarakat itu sendiri telah mampu dalam menyikapi perubahan tanpa adanya pendidik. Hal ini tentunya menjadi antisipasi dalam sekolah pada membentuk karateristik anak. Secara sadar mereka tentunya menginginkan anak tersebut mampu mengatasi masalah mereka sendiri dalam mengahadapi perubahan tersebut. hal ini tentunya mengindifikasikan bahwa siswa tersebut harus bersikap reaktif dan kreatif dalam menghadapi perubahan kebudayaan tersebut. hal ini mejadikan kebudayaan tersebut akan serat akan nilai yang dipahami dalam individu tersebut. dalam hal lain yakni pada peran masyarakat sendiri lebih condong dalam memperbaiki akan individu tersebut. hal ini tentunya menjadi tolak ukur dalam prosesnya yakni individu tersebut. Dalam hal ini tentunya menuai permasalahan pada saat individu tersebut di tuntut untuk menimbang masalah- masalah kita menurut mereka sendiri, tidak hanya dikarenakan nilai – naiali produksi mereka belum matang melainkan juga karena masalah- masalah nilai dalam individu siswa dangan individu orang dewasa tentuny memiliki perbedaan yang signifikan.
Pada dasarnya perubahan – perubahan sosial yang besar direncanakan secara matang dan rasional jauh sebelumnya dan tentunya dilaksanakan dengan mengggunakan semua sumber- sumber yang tersedia. Selain hal itu menggunakan pendidikan sebagai motor penggerak dalam tata sosial baru, merupakan pertumbuhan kebudayaan dalam hal tekno-ekonomi, yang selanjutnya kita nantinya memberikan arah baru dalam masyarakat, kita secara sadar tentunya harus mengawasi, atau mempengarui dalam konteks tersebut
Proses pengaruh dalam perubahan pendidikan kebudayaan yang menjerus pada pendidikan ini seluruhnya tergantung pada masing – masing individu dalam menyikapi hal tersebut.  Sebagai halnya yakni bahwa perubahan kebudayaan dan pendidikan ini tentunya mampu dalam merubah dirinya sendiri dan masyarakat tanpa perlu berkerja sama dengan kekuatan – kekuatan sosial. Secara nyata apa yang mereka produksi nantinya akan memperoleh dampak yang besar dalam kehidupan mereka. Hal ini tentunya dapat dikatakan ada yang merespon akan perubahan kebudayaan tersebut ataupun ada pula yang masih mempertahankan nilai- nilai yang dianutnya dalam  kehidupan sehari- hari. Hal ini dapat kita golongkan mereka dalam dua masyarakat yang berbeda yakni pada masyarakat modern dan masyarakat tradisional.
Secara sadar pendidikan yang dibentuk melalui perubahan kebudayaan ini tentunya beranggapan bahwa masyarakat itu sendiri telah mampu dalam menyikapi perubahan tanpa adanya pendidik. Hal ini tentunya menjadi antisipasi dalam sekolah pada membentuk karateristik anak. Secara sadar mereka tentunya menginginkan anak tersebut mampu mengatasi masalah mereka sendiri dalam mengahadapi perubahan tersebut. hal ini tentunya mengindifikasikan bahwa siswa tersebut harus bersikap reaktif dan kreatif dalam menghadapi perubahan kebudayaan tersebut. hal ini mejadikan kebudayaan tersebut akan serat akan nilai yang dipahami dalam individu tersebut. dalam hal lain yakni pada peran masyarakat sendiri lebih condong dalam memperbaiki akan individu tersebut. hal ini tentunya menjadi tolak ukur dalam prosesnya yakni individu tersebut. Dalam hal ini tentunya menuai permasalahan pada saat individu tersebut di tuntut untuk menimbang masalah- masalah kita menurut mereka sendiri, tidak hanya dikarenakan nilai – naiali produksi mereka belum matang melainkan juga karena masalah- masalah nilai dalam individu siswa dangan individu orang dewasa tentuny memiliki perbedaan yang signifikan.
Pada dasarnya perubahan – perubahan sosial yang besar direncanakan secara matang dan rasional jauh sebelumnya dan tentunya dilaksanakan dengan mengggunakan semua sumber- sumber yang tersedia. Selain hal itu menggunakan pendidikan sebagai motor penggerak dalam tata sosial baru, merupakan pertumbuhan kebudayaan dalam hal tekno-ekonomi, yang selanjutnya kita nantinya memberikan arah baru dalam masyarakat, kita secara sadar tentunya harus mengawasi, atau mempengarui dalam konteks tersebut
Pada ranahnya tentunya dalam masyarakat tradisional dan modern tentunya sangat memiliki karatesritik yang berbeda. Yang dimana dalam masyarakat tradisional tentunya masih bersifat kuno, ataupun tradisional selain hal itu mereka masih memegang teguh akan nilai dan norma yang dianut dalam kesehariannya. Sehingga pada prosesnya pembentukan kebudayaannya sangat memiliki culture yang kuat dan memiliki fokus tersendiri. Sedangkan pada masyarakat modern saat ini tetnunya tidak luput akan kemajuan maupun inovasi dari teknologi, sehingga dapat dikatakan acuan mereka pada asaat ini adalah perkembangan dari teknologi tersebut. hal ini tentunya indikasi dari penerapan pengadopsian budaya asing. Yang senyatanya pada saat ini mereka sedikit demi sedikit telah menghilangkan nilai dan norma yang telah dibentuk oleh nenek moyang sebelumnya. Sehingga kini mereka hanya berpegang teguh pada nilai – nilai baru yang dibentuk oleh mereka sendiri. namun acap kali ada juga yang masih ada segelintir orang yang memegang nilai- nilai lama yang dibawah ke era modern saat ini.
Pada pendidikannya antara mayarakat tradisonal ataupun yang telah mengalami perubahan budaya yakni modern dapat dikatakan memeliki perbedaan yang mencolok.  Hal ini tentunya dapat dilihat dalam hal metode pembelajaran, aplikasi pembelajaran, sosialisasi maupun fasilitas yang ada dan lain-lain dalam hal ini tentuny bersifat nyata. Secara tak langsung pada contohnya kita mampu melihat mereka dalam masyarakat yang pinggiran atau diantara perbatasan yakni ini merupakan contoh nyata dari masyarakat tradisonal, sedangkan mereka yang berada di tengah- tengah kota merupakan masyarakat modern. Proses belajar mengajar yang ada dalam masyarakat tradisional ini tentunya lebih bersifat sosialis yang dimana dalam hal ini keakraban antara tenaga pendidik hingga siswanya saling dijaga keakraban tersebut tercipta tentunya atas nilai dan norma yang dianut dalam masyarakat tersebut. sebagaimana semestinya dalam pendidikan tradisonal dalam pengajarannya tidak hanya berfokus pada tenaga pendidik saja melainkan juga dengan masyarakat, orang tua maupun teman-temannya juga sebagai tempat untuk menimbah ilmu sehingga ilmu yang didapat nantinya lebih majemuk dan sosialis. Hal berbeda tentunya ditunjukkan pada pendidikan modern yang lebih berorientasi pada tujuan yang ingin diraih, sehingga proses sosialis sering kali dilewatkan oleh pendidik. Hal ini tentunya dikarenakan hubungan antara pendidik dan siswa hanya sebatas itu tidak ada keterikatan kekeluargaan didalamnya. Norma yang dianutpun mulai terasa renggang antara satu dengan lainnya hal inilah yang menjadi masalah besar, hanya tujuan yang ingin mereka capai. Dalam pengajarannya itupun hanya berfokus pada tenaga pendidik saja yakni guru sedangakan hal lain seperti orang tua, teman, masyarakat kurang dapat ditemui karena kurangnya sosialisasi diantara mereka. Secara nyata hal ini tenunya mengindifikasikan mereka akan lekatnya pada proses mereka dalam menjalin interaksi. Selayakna interaksi tersebut masih dianggap penting dan merupakan sumber dari keilmuan itu sendiri.
Secara nyata pendidikan dapat dibedakan atas pendidikan informal maupun nonformal. Pada pendiidkan informal tentunya berorientasi pada pendidik yang ada dalam sekolah. Sedangkan pada non formal lebih kearah pendidikan dalam masyarkat itu sendiri.  Pada perubahan kebudayaan saat ini tentunya pendidikan tidak lagi beracu pada masyarakat. hal ini telah mereka tinggalkan yang dimana dalam hal ini menjadikan pendidikan hanya berpusat pada pendidik dan ilmu pengetahuan yang didapat  pada waktu itu juga. Padahal pendidikan dalam bentuk nonformal pun juga dibutuhkan sebagai implementasi dari pembelajaran peserta didik saat ini. Dalam perubahan kebudayaan pendidikan inilah yang mereka tinggalkan.  
Secara nyata pada masyarakat tradisional  mereka tidak hanya menitik beratkan pada pendidikan formal melainkan juga pada non formal. Hal ini dapat diaplikasikan dalam pengajarannya. Mereka dalam membentuk pengetahuan tidak hanya berorientasi pada buku saja mereka juga menerapkannya dalam masyarakat sehingga ilmu yang mereka dapat tentunya akan berguna secara tak langsung kelak. Dalam penerapannya secara nyata kita dapat melihat bagaimana seorang ayah yang mengajarkan anak tentnag profesi yang digelutingnya pada saat itu. Sehingga dalam implementasinya anak tersebut dapat memproduksi apa yang telah diajarkan oleh ayahnya tersebut dengan baik. Hal ini tentunya sangat berbanding terbalik pada masyarakat modern yang kurang lebih hanya berfokus pada pendidikan formal saja dan terpaku pada buku sehingga dalam implementasinya mereka nanti mengalami kesusahan karena tidak perna diterapkan dalam masyakarat luas. Selebihnya hal ini mereka menempuh jenjang pendidikan hanya ingin mencapai tujuan yang diinginkan dengan lebel ijazah.
Dalam masyarakat sendiri pendidikan dalam konteks perubahan kebudayaan ini menjadikan masyarakat baik modern dan tradisional lebih menyikapi permasalahannya dengan nilai yang dianut. Hal ini tentunya menjadikan proses penuangan nilai mereka lebih bersinggungan dengan masalah- masalah sosial yang terjadi. Pada dasarnya perubahan kebudayaan ini tentu tidak luput akan tindak lanjut atas berkembangnya nilai maupun norma yang dianut.
Dalam halnya permasalahan perubahan kebudayaan ini memiliki dampak pada pendidikan pada pencapaiannya. Yakni merubah mereka kedalam arah kapitalis. Dalam pemahamannya kapital ini menandakan mereka hanya akan melakukan pekerjaan secara pragmatis dan berorientasi pada peningkatan hasilnya sendiri dan meraup keuntungan dalam pasar tersebut. sehingga diyakini dalam proses mereka tidak didasarkan atas pengerukan ilmu yang mendalam namun hanya bersifar pragmatis saja.
Secara sadar mereka mengkonstruk ilmu- ilmu yang mereka mampu menompang mereka dalam kehidupan sosialnya. Pada nyatanya perubahan kebudayaan mengiring mereka pada hal tersebut. hal inilah yang patut mereka tengarai. Pengakuan kapital manusia berupa pengetahuan, ketrampilan, kemampuan dan atribut serupa lainnya, oleh karena hal tersebut diwujudkan dalam berbagai macam cara yang berbeda. Pengakuan terhadap kapitalisasi pendidikan yang ebrbeda memlaui pendidikan formal diwujudkan dalam bentuk ijazah pendidikan. dengan kata lain, ketika seseorang melamar suatu pekerjaan tertentu, maka ijazah pendidikan formal yang dimiliki diterima sebagai salah satu persyaratan kualifikasi untuk pekerjaan ini. bisa saja pengakuan yang diberikan terhadap suatu ijazah dikaitkan dengan apakah lembaga dimana iajzah tersebut dikeluarkan diakreditasi sesuai dengan lembaga tersebut.
Dalam pemahaman terdahulu ini lebih ditekankan pada pengetahun pada peserta didik dalam sekolah yang berotiettasi pada tingkat kecerdasan anak tersebut bertujuan dalam membentuk akan perubahan sosial. Namun hal ini telah berubah, dalam kesadarannya peserta didik dalam menjalankan aktifitas disekolah menyulut paham yang berorientas pada ijazah untuk perkerjaan mereka. Hal inilah yang patut untuk diperbaikai dalam masyarkat saat ini., secara tak langsung solusinya terfokus pada bagaimana kita dalam menyikapi perubahan yang ada dan terlebih pemenejemenan yang baik sehingga menjadikan perubahan tersebut menjadi lebih sempurna tidak ada efek negatif.


III.           Kesimpulan
Pada kesimpulannya perubahan kebudayaan terhadap pendidikan dapat berpengaruh secara signifikan hal ini tentunya dapat dilihat dari hasil. Bagaimana masyarakat mengkonsumsi perubahan kebudayaan tersebut. penyangkutan nilai dan norma yang dianut pada masyarakat tentunya tidak luput dari sudut pandang.
Dalam hal ini tentunya dapat dimaklumi mengenai perubahan kebudayaan. Sebagai hal yang dibenarkan yakni pada pemahaman teori siklus maupun linear, membenarkan adanya perubahan masyarkat dari era tradisional kearah modern. Perubahan ini bersifat wajar dan alamiah. Tergantung bagaimana masyarakat umum maupun pendidik menyikapi perubahan tersebut.
Pada masyarakat sendiri terajadi perbedaan paham antara masyarakat tradisonal dan masyarkat modern. Dalam hal ini pada masyarakat tradisonal lebih ditekankan pada nilai maupun norma budaya yang asmih kental. Yang dimana dalam prosesnya mereka lebih bersifat tertutup akan budaya asing namun memiliki perkembangan yang signifikan pada budayanya. Sedangkan pada masyarkat modern ini tentunya mereka perlahan lebih mengkonsumsi budaya asing dan merubah nilai –nilai yang dianut oleh nenek moyang terdahulunya. Secara tak sadar konstruk kedua belah pihak ini menimbulkan keseimbangan dalam bermasyarakat sehingga menjadikan masyarakat tetap akur dalam budaya mereka.
Permasalahan yang paling menonjol yakni pada pendidikan yang ditengarai pada kapitalis. Dengan adanya perubahan kebudayaan tentunya paham- paham masuk tanpa adanya penyaringan tidak terkecuali paham kapitalis. Secara nyata paham ini merubah masayarkat menjadi lebih bersifat pragmatis. Selain itu dalam perubahan kebudayaan para siswa didik dituntut untuk mampu bersikap mandiri dalam menghadapi permasalahan dalam budaya tersebut sehingga pada peran pendidik ahnya sebagai fasilitator bukan sebagai obyek dalam pembelajaran terkini. Hal inilah yang mejadi kendala dalam pencampuran dan penyelesaian nilai- nilai yang dianggap mereka belum mampu untuk menyikapi hal tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
·         Ridjal, F & Karim Rusli M (Eds). 1991. Dinamika Budaya dan Politik Dalam Pembangunan. Yogyakarta. PT Tiara Wacana Yogya & Yayasan Hatta.
·         Mardimin, Johanes (Eds). 1994. Jangan Tangisi Tradisi. Yogyakarta. KANISIUS.
·         Manan, Imran. 1989. Anthropologi Pendidikan Suatu Pengantar. Jakarta. Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan.
·         Damsar. 2012. Pengatar Sosiologi Pendidikan. Jakarta. Prenada Media Group

Tidak ada komentar:

Posting Komentar