Sabtu, 29 September 2018

mobilitas kepemimpinan



I.    PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Masyarakat mengartikan mobilitas sosial sebagai perubahan, pergeseran, ataupun penurunan atau kenaikan status dan peran anggotanya dalam masyarakat secara umum. Perubahan dalam mobilitas ini ditandai oleh perubahan struktur sosial yang meliputi hubungan antar individu dalam kelompok dan antara individu dengan kelompok. Mobilitas sosial terkait erat dengan stratifikasi sosial karena mobilitas sosial merupakan gerak perpindahan dari satu strata sosial ke strata sosial yang lain.   

Wewenang dan Kepemimpinan



I.            PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Pada mulanya masyarakat menganggap sebuah arti wewenang dan kekuasaan merupakan suatu hal yang sama dimana mereka memiliki arti sebagai suatu hak  untuk memimpin namun hal ini salah pengertian dari wewenang dan kekuasaan memiliki arti yang berbeda.
            Yang dimana arti dari wewenang itu sendiri merupakan kekuasaan yang ada pada seseorang atau sekelompok orang, yang mempunyai dukungan atau mendapat pengakuan dari masyarakat. Wewenang biasanya terbatas pada hal-hal yang diliputinya, waktunya dan cara menggunakan. Wewenang itu hanya dapat menjadi efektif apabila didukung dengan kekuasaan yang nyata. Akan tetapi, acap kali terjadi bahwa letaknya wewenang diakui oleh masyarakat dan letaknya kekuasaan yang nyata tidak di satu tempat atau di satu tangan.
Disisi lain kekuasaan memiliki makna kesempatan seseorang atau sekelompok orang untuk menyadarkan masyarakat akan kemauan – kemauannya sendiri dan sekaligus menerapkannya terhadap tindakan – tindakan perlawanan dari orang – orang atau golongan – golongan tertentu. Kekuasaan ada disetiap masyarakat, baik masyarakat yang bersahaja maupun yang kompleks. Adanya kekuasaan itu sendiri tergantung dari hubungan antara yang berkuasa dengan yang dikuasai atau dengan perkataan lain, antara pihak yang memiliki kemampuan untuk melancarkan pengaruh dan pihak lain yang menerima pengaruh itu, dengan rela atau terpaksa.
Didalam kasus ini dengan sangkut pautkan wewenang dan kekuasaan kami mengfokuskan pada permasalahan pada era orde baru yang pada saat itu dipimpin oleh mantan Presiden Republik Indonesia yakni Soeharto. Pada awal kepemimpinan Soeharto saat itu mempunyai berbagai macam presepsi yakni dalam arti negatif maupun positif. Kepemimpinan soeharto yang dianggap mutlak merupakan suatu hal yang wajar bagi kalangan masyarakat. Dalam kepemimipinannya, memang tidak bisa dipungkiri kehebatan Soeharto dalam memimpin hampir 32 tahun. Soeharto melakukan pembangunan secara rinci dari tahap ke tahap.  Tahapan awal dilakukan adalah membangun bidang pertanian setelah itu berbicara industri, dan lain sebagainya. Di bidang pembangunan ekonomi dan pertanian adalah menurunkan tingkat inflasi dari 650% menjadi 12% dalam beberapa tahun pertama kepemimpinannya. Selain itu, beliau juga punya andil besar dalam pembangunan irigasi pertanian yang tersebar diseluruh wilayah nusantara, yang sampai saat ini belum ada presiden yang mampu membangun sejumlah irigasi pertanian itu
Banyak yang memperdebatkan kepemimpinan Soeharto tetapi mungkin saja pola pemerintah tersebut tidak salah pada jamannya karena saat itu Indonesia masih dalam kondisi persatuan, kesatuan dan keamanannya masih sangat buruk. Begitu juga tingkat pendidikan dan perekonomian rakyat masih belum tinggi. Dengan pemerintahan yang otoriter dan tidak demokratis itu Soeharto bisa membangun bangsa ini dengan lebih cepat dan lebih baik. Situasi dan kondisi saat itu juga saat aman karena media masa dapat dikendalikan dalam mengolah berita. Setiap ada berita suara jarum jatuh yang dapat membuat ketidakstabilan bangsa ini maka langsung diredam. Sehingga saat itu suasana terekam dalam otak masyarakat dalam keadaan aman. Padahal saat itu juga banyak kerusuhan, korupsi, pemberontakan, dan berbagai tindak kriminal lainnya.
Didalam pemerintahannya, Soeharto sering kali mengeluarkan kebijakan – kebijakan merugikan publik pada akhirnya. Hal ini yang nantinya membawa Soeharto menyangkut beberapa permasalahan.Yang nantinya menyebabkan runtuhnya orde baru dan mengakibatkan Soeharto  mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden RI dan menyerahkan jabatannya kepada wakil presiden B.J. Habibie.


B.      Rumusan Masalah

1.      Bagaimana proses masuknya kekuasaan Soeharto pada era orde baru
2.      Bagaimana proses runtuhnya kekuasaan Seoharto pada era orde baru
3.      Bagaimana peranan kekuasaan dan wewenang di masa orde baru
  
II.          Pembahasan ( Analisa )

A.     TEORI KEKUASAAN MENURUT FRENCH & RAVEN
Adapun sumber kekuasaan menurut French & Raven ada 5 kategori yaitu;
1). Kekuasaan Paksaan (Coercive Power)
=> Kekuasaan imbalan seringkali dilawankan dengan kekuasaan paksaan, yaitu kekuasaan untuk menghukum. Hukuman adalah segala konsekuensi tindakan yang dirasakan tidak menyenangkan bagi orang yang menerimanya. Pemberian hukuman kepada seseorang dimaksudkan juga untuk memodifikasi perilaku, menghukum perilaku yang tidak baik/merugikan organisasi dengan maksud agar berubah menjadi perilaku yang bermanfaat.
2). Kekuasaan Imbalan (Insentif Power)
=> kemampuan seseorang untuk memberikan imbalan kepada orang lain (pengikutnya) karena kepatuhan mereka. Kekuasaan imbalan digunakan untuk mendukung kekuasaan legitimasi. Jika seseorang memandang bahwa imbalan, baik imbalan ekstrinsik maupun imbalan intrinsik, yang ditawarkan seseorang atau organisasi yang mungkin sekali akan diterimanya, mereka akan tanggap terhadap perintah. Penggunaan kekuasaan imbalan ini amat erat sekali kaitannya dengan teknik memodifikasi perilaku dengan menggunakan imbalan sebagai faktor pengaruh.
3). Kekuasaan Sah (Legitimate Power)
=> kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain karena posisinya. Seorang yang tingkatannya lebih tinggi memiliki kekuasaan atas pihak yang berkedudukan lebih rendah. Dalam teori, orang yang mempunyai kedudukan sederajat dalam organisasiKesuksesan penggunaan kekuasaan legitimasi ini sangat dipengaruhi oleh bakat seseorang mengembangkan seni aplikasi kekuasaan tersebut. Kekuasaan legitimasi sangat serupa dengan wewenang. Selain seni pemegang kekuasaan, para bawahan memainkan peranan penting dalam pelaksanaan penggunaan legitimasi. Jika bawahan memandang penggunaan kekuasaan tersebut sah, artinya sesuai dengan hak-hak yang melekat, mereka akan patuh. Tetapi jika dipandang penggunaan kekuasaan tersebut tldak sah, mereka mungkin sekali akan membangkang. Batas-batas kekuasaan ini akan sangat tergantung pada budaya, kebiasaan dan sistem nilai yang berlaku dalam organisasi yang bersangkutan.
4). Kekuasaan Pakar (Expert Power)
=> Seseorang mempunyai kekuasaan ahli jika ia memiliki keahlian khusus yang dinilai tinggi. Seseorang yang memiliki keahlian teknis, administratif, atau keahlian yang lain dinilai mempunyai kekuasaan, walaupun kedudukan mereka rendah. Semakin sulit mencari pengganti orang yang bersangkutan, semakin besar kekuasaan yang dimiliki. Kekuasaan ini adalah suatu karakteristik pribadi, sedangkan kekuasaan legitimasi, imbalan, dan paksaan sebagian besar ditentukan oleh organisasi, karena posisi yang didudukinya.
5). Kekuasaan Rujukan (Referent Power)
=> Banyak individu yang menyatukan diri dengan atau dipengaruhi oleh seseorang karena gaya kepribadian atau perilaku orang yang bersangkutan. Karisma orang yang bersangkutan adalah basis kekuasaan panutan. Seseorang yang berkarisma, pemimpin karismatik bukan hanya percaya pada keyakinan – keyakinannya sendiri (factor atribusi), melainkan juga merasa bahwa ia mempunyai tujuan-tujuan luhur abadi yang supernatural (lebih jauh dari alam nyata). Para pengikutnya, di sisi lain, tidak hanya percaya dan menghargai sang pemimpin, tetapi juga mengidolakan dan memujanya sebagai manusia atau pahlawan yang berkekuatan gaib atau tokoh spiritual (factor konsekuensi).

B.     Pembahasan

Istilah Orde Baru dalam sejarah politik Indonesia dicetuskan oleh pemerintahan Soeharto dan merujuk kepada masa pemerintahan Soeharto (1966-1998). Istilah ini digunakan untuk membedakan dengan Orde Lama pemerintahan Soekarno. Kekuasaan pada era Soeharto saat itu bersifat absolut yang dimana pada saat itu Soeharto telah menjadi Presiden Republik Indonesia selama 32 tahun. Pemerintahan Orde Baru lahir secara situasional setelah peristiwa Gerakan 30 September 1956/ PKI. Lahirnya Orde Baru ada beberapa versi antara lain:

a. Berdasarkan versi pemerintahan Orde Baru di tandai oleh keluarnya Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret 1966). Pada mulanya keluarnya Supersemar ini mempunyai cerita beberapa versi yakni dimana pada saat itu soekarno selaku presiden menderita penyakit keras dan saat itu dibutuhkan seorang pemimpin yang mampu dan memiliki kemampuan didalamnya yakni letjen Soeharto. yang nantinya diberi tugas untuk mengusir PKI yang pada saat itu akan melakukan perlawanan terhadap Republik Indonesia sedangkan dalam versi kedua yakni hal ini memang telah direncanakan oleh Letjen Soeharto yang dimana pada saat itu PKI telah membantai jendral – jendral besar Republik Indonesia yang pada saat itu digadang – gadang mampu untuk menggantikan Ir.Seokarno untuk menerima Supersemar tersebut namun kebanyakan dari mereka tewas dan hal itu dimanfaatkan oleh Letjen Soeharto untuk mendapatkan Supersemar.

b. Lahirnya Orde Baru pada tanggal 10 Januari 1966 bersamaan dengan tercetusnya Tritura. (Tri/Tiga Tuntutan Rakyat) ialah tuntutan dari para mahasiswa yang mengadakan demonstrasi terhadap pemerintahan Presiden Soekarno. Isi dari Tritura itu sendiri adalah : 1. Bubarkan PKI, 2. Bersihkan kabinet berunsur PKI, 3. Turunkan harga dan perbaikan ekonomi.

c. Orde baru lahir pada tanggal 23 Februari 1967 , sejak peristiwa penyerahan kekuasaan dari presiden Sukarno kepada Jenderal Suharto selaku pengembang Supersemar.
Pada pemerintahan zaman orde baru ini telah mengalami banyak perkembangan didalam bidang ekonomi dan pembangunan. Dengan kepemimpinan Soeharto yang bertangan dingin beliau bercita-cita untuk membawa indonesia maju pesat didalam perekonomian.
Gaya Kepemimpinan Presiden Soeharto merupakan gabungan dari gaya kepemimpinan Proaktif-Ekstraktif dengan Adaptif-Antisipatif, yaitu gaya kepemimpinan yang mampu menangkap peluang dan melihat tantangan sebagai sesuatu yang berdampak positif serta mempunyal visi yang jauh ke depan dan sadar akan perlunya langkah-langkah penyesuaian.
Tahun-tahun pemerintahan Suharto diwarnai dengan praktik otoritarian di mana tentara memiliki peran dominan di dalamnya. Kebijakan dwifungsi ABRI memberikan kesempatan kepada militer untuk berperan dalam bidang politik di samping perannya sebagai alat pertahanan negara. Demokrasi telah ditindas selama hampir lebih dari 30 tahun dengan mengatasnamakan kepentingan keamanan dalam negeri dengan cara pembatasan jumlah partai politik, penerapan sensor dan penahanan lawan-lawan politik. Sejumlah besar kursi pada dua lembaga perwakilan rakyat di Indonesia diberikan kepada militer, dan semua tentara serta pegawai negeri hanya dapat memberikan suara kepada satu partai penguasa Golkar
Bila melihat dari penjelasan singkat di atas maka jelas sekali terlihat bahwa mantan Presiden Soeharto memiliki gaya kepemimpinan yang otoriter, dominan, dan sentralistis
            Kekuasaan dan wewenang sangat berpengaruh dalam pemerintahan orde Baru. Kekuasaan yang diterapkan dalam orde baru yakni kekuasaan yang bersifat absolut. Yang dimana kekuasaan dipegang oleh presiden sedangkan rakyat hanya sebagai pelengkap suatu negara. Kekuasaan dalam pemerintahan orde baru ini sangat bersifat memaksa. Dan pemerintahan Soeharto adalah pemerintahan yang terkekang karena didalam pemerintahannya semua aspirasi rakyat tidak pernah didengar dan semua sistem informasi yang menyangkut masalah pemerintahan yang berbau negatif tidak boleh diumumkan kepublik.
            Wewenang pada masa orde baru tidak digunakan dengan baik oleh presiden saat itu yakni Soeharto. Wewenang itu disalah gunakan dengan melakukan KKN. Saat itu KKN marak di Orde baru, dan malangnya lagi saat itu pers tidak diperbolehkan meliput tentang itu, sehingga KKN berjalan mulus saat Orde baru karna wewenang soeharto yang mencekal pers untuk meliput kejadian tersebut.  
III. Penutup

A.      Kesimpulan
·         Sebelum masuk ke era orde baru terjadi permasalahan tentang ulah-ulah PKI yang semakin meresahkan warga masyarkat. Kemarahan rakyat itu diikuti dengan demonstrasi-demonstrasi yang semakin bertambah gencar menuntut pembubaran PKI berserta ormas-ormasnya dan tokoh-tokohnya harus diadili. Sementara itu untuk mengisi kekosongan pimpinan AD, pada tanggal 14 Oktober 1965, pangkostrad/pangkopkamtib Mayjen Soeharto diangkat sebagai Menpangad. Bersamaan dengan itu diadakan tindakan-tindakan pembersihan terhadap unsur-unsur PKI. Didalam tindakan pembersihan PKI di Indonesia saat itu pula Soeharto menerima SUPERSEMAR  dari Ir.Seokarno. Dengan Supersemar Soeharto mengatasi keadaan yang serba tidak menentu dan sulit terkendali itu. Dengan berkuasanya Soeharto sebagai pemegang tampuk pemerintahan negara RI sebagai pengganti Presiden Soekarno, maka dimulailah babak baru yaitu sejarah Orde Baru.
·         Dalam melaksanakan pembangunan, pemerintahan Orde Baru mendapat kepercayaan baik dari dalam maupun dari luar negeri. Rakyan Indonesia yang dalam enam dasa warsa sangat menderita, sedikit demi sedikit dapat dientaskan. Namun sangat disayangkan kemajuan Indonesia hanya semu belaka. Hasil pembangunan telah mencitakan kesenjangan antara yang kaya dengan yang miskin. Hal ini terjadi karena adanya praktik-praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia. Akibatnya terjadi krisis multidimensional (berbagai bidang), seperti :
1. Krisis politik, karena terlalu lamanya Presiden Suharto berkuasa ( kurang lebih 32 tahun)
2. Krisis ekonomi, karena terlalu banyak utang Indonesia kepada luar negeri, dan banyak terjadi korupsi.
3. Krisis sosial , pertikaian sosial yang terjadi sepanjang tahun 1996 telah memicu munculnya kerusuhan antar agama dan etnis, misalnya di Situbondo(Jawa Timur), Tasikmalaya(Jawa Barat), Sanggau Ledo (Kalimantan Barat) yang meluas ke Singkawang dan Pontianak.
Selain itu ada pula beberapa penyebab sebagian masyarakat tidak menyukai orde baru masa Soeharto yakni :
a.      Tindakan rasisme terhada etnis Tionghoa
b.      Pengekangan pergerakan pelajar dan mahasiswa
c.       Kontrol akan media dan mengekangan kebebasan pers
d.      Pelarangan jilbab dan pembantaian umat muslim
e.      Petrus alias penembakan misterius
pada puncaknya yakni tahun 1997, Asia mengalami krisi finansial. Indonesia pun terkena imbasnya. Untuk itu, pemerintah Soeharto berusaha untuk meminta pinjama, IMF melakukan prosedur pemeriksaan keuangan Indonesia secara menyeluruh dan mendetail
Dari pemeriksaan tersebut diketahui bahwa selama 32 tahun Soeharto berkuasa, ia dan mereka yang duduk di kursi kekuasaan telah mengkorupsi 30% dana pembangunan. Hal ini lantas diekspos oleh dunia sehingga masyarakat indonesia geram dan merasa tertipu.
Terjadilah ketidakstabilan nasional, harga melonjak naik, gelombak demonstrasi pun seolah tek terhenti. Puncaknya , tahun 1998 mahasiswa dan rakyat indonesia menduduki gedung DPR/MPR dan memaksa Soeharto untuk lengser dari jbatannya. Akhirnya Soeharto pun mundur dari jabatannya dan digantikan oleh B. J. Habibie.


IV. Daftar Pustaka

·         Sarwono, Sarlito W. 2005. Psikologi Sosial (Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan). Balai Pustaka, Jakarta.

Jumat, 21 September 2018

jadi PNS enak gak sih ?



jadi PNS Enak gak sih ? ( persepsi penulis )

Bagi anda yang menunggu untuk menjadi pns mungkin inilah waktu yang tepat untuk berjuang. Ya tentu hal ini dikarenakan dalam waktu dekat CPNS akan segera dibuka, tentu peminatnya tidak sedikit namun yang tidak berminat pun juga ada. ini hajatan besar lohh kok bisa ada yang gak minat,..?? ya namanya saja selerah, apapun bebas asalkan tidak ngawur.
Bagi seorang yang sudah menunggu ini tentu tidak akan melewatkan kesempatan itu begitu saja, ia akan mengerahkan seluruh armadanya untuk memenangkan event pemerintah ini. Banyak cara yang digunakan, bisa belajar secara mandiri, pergi les, latihan fisik, minta doa doa ke kyai, bahkan ada rela semedi dan belajar ilmu ke dukun biar lolos hajat ini. Sunggu mengesankan bin sesat., tapi ada satu cara yang katanya tidak berlaku disini.. tapi penulis tidak mau mengatakannya hahaha.

Minggu, 09 September 2018

bukan sekedar asmarah



Jangan bicarakan asmarah jika belum baligh. 

Apakah anda sudah mengenal cinta,? Seperti apa cinta itu sesungguhnya.? Lantas bagaiamana rasanya,? Menurut hasil survey yang ada cinta itu nikmat dan membutakan. Entah itu benar atau tidak. Lantas survey dari mana, apa dari media ternama. Tentu bukan ini hanya survey bodong yang sering ku tanyakan pada kawan sejawat yang senang memadu / beradu kasih. Kenapa ku sebut demikian, ya kalau tidak ada kasih sayang pasti timbul pertengkaran.

Katanya Froom, cinta murni itu hanya bertahan selama 6 bulan, selebihnya bukan cinta lagi. Itu hanya sekedar hasrat pribadi yang tidak sanggup /  tidak ingin melepaskan seseorang saja, bisa saja itu dikatakan sungkan ya atau sering disebut rasa malu. Lah cinta ada rasa malunya sekarang ya? Kok mereka gak malu jika berpacaran terksposes ke ranah publik ? mungkin saja malu konotasi yang berbeda pada diri mereka hanya bersifat individualisti tidak pada publik. Ingat bro,.. kebebebasan itu terbatas tapi kita juga harus menyamakan persepsi dulu biar tidak berbeda pendapat. 


Ahhh, ini hanya bicara ngawur aja... teori dari mana itu coba,? Ya beginilah jika teori diartikulasikan diri sendiri dan tidak dari berdiskusi atau membaca buku hingga habis. Jadi mohon maaf jika penulis nantinya akan menulis secara nglantur mengenai cinta dari sudut pandang penulis. Pembukanya sudah, sekarang ayoo main di isinya, agar bisa mengenal persepsi penulis mengenai cinta - jodoh.

Rabu, 29 Agustus 2018

ada apa dengan masjid

masjid merupakan salah satu tempat ibadah umat muslim. namun dalam pengamatan saya masjid secara umum selalu berdekatan dengan area makam. tentu hal ini bagi yang sudah terbiasa pergi ke masjid merasa biasa, lantas itu berbeda dengan saya yang notabennya merupakan penakut sejak lahir, termasuk pada hal hal aneh yang tentu bisa anda bayangkan sendiri di makam terdapat apa saja.
apa tidak terdengar aneh, kenapa banyak sekali masjid di indonesia (khususnya) selalu berdekatan dengan makam. bila saya telusuri, meskipun saya tidak tau benar apa salah, saya menemukan berbagai macam argumen mengenai masjid yang berdekatan dengan makam. ada alasan secara agama, kebudayaan, sejarah, ataupun hanya karena alasan yang disiap- siapkan oleh masyarakat setempat saja. untuk itu mari kita ulas kenapa hal tersebut bisa terjadi sedemikian rupa.

Selasa, 14 Agustus 2018

Literasi Baca pada Car Free Day



Darurat Literasi Baca

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki populasi terbanyak keempat didunia. Hal ini tentunya menjadikan negara kita memiliki sumber daya manusia melimpah. Kondisi semacam ini seharusnya mampu menjadikan Indonesia menjadi negara yang maju. Akan tetapi melimpahnya sumber daya manusia tersebut nyatanya tidak dimanfaatkan dengan baik, justru memberikan permasalahan baru. Sumber daya manusia yang ada tidak mampu bersaing di era global yang menjadikan banyaknya pengangguran dan kesenjangan sosial. Kurangnya kemampuan bersaing tentu saja tidak lepas dari faktor pendidikan. Gaya pendidikan yang monoton dan cenderung berbasis menghafal ini tentu saja mempersempit wawasan intelektual masyarakat. Ditambah dengan rendahnya minat baca masyarakat, semakin memperlambat kejayaan pendidikan kita.
Dalam berita yang dilansir oleh beritametro.co.id, hasil survei UNESCO menunjukkan jika dari 1000 orang penduduk Indonesia hanya ada 1 orang yang membaca buku. Dapat dikatakan minat baca di negara kita yakni 1000:1 saja orang yang mau membaca buku. Dari hasil perbandingan tersebut dapat disimpulkan jika minat baca masyarakat kita masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Amerika maupun negara di Asia lainnya. Penduduk Amerika mampu untuk membaca buku mulai dari 20 hingga 30 buku untuk satu penduduk. Jepang 10 hingga 15 buku sedangakan di Asian 1 hingga 3 buku. Hal ini tentunya menunjukkan bahwasannya Indonesia sangat kurang dalam urusan literasi baca.
Pemahamannya literasi merupakan keberaksaraan, yaitu kemampuan menulis dan membaca. Budaya literasi dimaksudkan untuk melakukan kebiasaan berfikir yang diikuti oleh sebuah proses membaca, menulis yang pada akhirnya apa yang dilakukan dalam sebuah proses kegiatan tersebut akan menciptakan karya. Membudayakan atau membiasakan untuk membaca, menulis itu perlu proses jika memang dalam suatu kelompok masyarakat kebiasaan tersebut memang belum ada atau belum terbentuk.
Belum timbulnya keinginan menciptakan literasi baca yang kuat semakin menjauhkan Indonesia dari kata maju. Hal tersebut diperparah dengan mulai masuknya era modern yang semakin menghilangkan kalangan pembaca buku dengan mengganti aktifitas lainnya seperti  bermain gadget, penyuka traveling hingga pada maniak game online. Padahal membangun literasi baca ini tentunya juga penting untuk menumbuh kembangkan pola pikir dan sikap kritis. Pada kontekstasinya hal ini terjadi disemua kalangan baik usia anak- anak, remaja hingga dewasa.
Secara pemikiran, aktifitas kekinian seharusnya mampu dimanfaatkan untuk mengajak masyarakat dalam meningkatkan literasi baca mereka. Dengan demikian masyarakat tidak hanya memperoleh pengetahuan secara aktif yakni dengan mengikuti kegiatan, namun juga secara pasif dengan dicanangkan membaca buku dalam kegiatan tersebut. salah satunya kegiatan yang menjadi kegemaran masyarakat saat ini yakni car free day.
Car free day merupakan tempat yang difungsikan sebagai tempat berkumpulnya masyarakat untuk berolahraga, ajang unjuk bakat, berkumpul maupun merasakan udara bebas tanpa adanya polusi yang berlebihan setiap harinya.. Hal semacam ini telah dirasa beralih dari fungsi asli car free day dimana bermula untuk menyelesaikan permasalahan pencemaran lingkungan akibat polusi seharusnya juga bisa menjadi sasaran pada arena baca pengunjung yang mengasyikan. Tentu hal ini akan terasa lebih manfaatnya, yakni meningkatkan literasi baca pada masyarakat dengan memanfaatkan tujuan asli dari acara car free day sebagai sasaran arena baca pengunjung.
Penciptaan budaya literasi bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Namun adanya momen car free day ini lebih memungkinkan karena memiliki masa yang berlimpah berkumpul dalam satu tempat yang nyaman. Sehingga menjadikan proses membaca lebih santai dan tenang. Mengingat literasi  baca merupakan hal yang penting dan harus ditingkatkan, terlebih bagi mereka yang masih sekolah. Salah satu permasalahan yang sering muncul yakni sering timbulnya rasa bosan bila membaca buku. Timbulnya rasa ini karena konten dalam buku itu sudah dianggap tidak menarik bagi beberapa kalangan sehingga minat baca itu menurun.
Bermacam bentuk upayah telah dilakukan salah satunya dengan adanya perpustakaan keliling daerah yang berkunjung ke area car free day. Meski demikian dirasa adanya perpustakaan keliling tersebut masih terlihat sepi pengunjung dan cenderung menjemuhkan. Hal ini dikarenakan kurangnya inovasi yang diberikan oleh pihak perpustakaan. Perpustakaan keliling hanya menyediakan buku yang diperuntukkan untuk anak kecil sekitar usia Sekolah Dasar, sedangkan untuk bacaan lain sangat minim sekali. Didalam mobil perpustakaan keliling tersebut sebenarnya juga menyediakan mainan seperti boneka, sound dan televisi LCD yang seharusnya dimanfaatkan untuk menarik masyarakat sehingga ingin bergabung dan membaca diperpustakaan tersebut. Akan tetapi realitasnya media yang disediakan tersebut tidak digunakan semaksimal mungkin.
Sebagaimana hal tersebut seharusnya literasi baca yang ada di car free day lebih bersifat dialogis, agar tidak terkesan membosankan. Pola ini seharusnya bisa dikonsep diatur dengan jadwal yang terperinci. Sehingga dalam menjalankan perpustakaan keliling hanya sekedar datang dan membuka bagi mereka yang berminat membaca. Namun lebih bersifat mengajak dan menarik perhatian pada pengunjung car free day agar mereka berkunjung dan mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh penggiat perpustakaan keliling. Menimbulkan ketertarikan pada pengunjung tentunya akan meningkatkan kemampuan dan pengetahuan di masyarakat. Sehingga kinerja mereka pun yakni pelaksana perpustakaan keliling, lebih terkesan aktif dan tidak asal datang melaksanakan tugas saja. 

Jumat, 10 Agustus 2018

Fungsi Sekolah Inklusi Dalam Pemahaman Pendidik



Fungsi Sekolah Inklusi Dalam Pemahaman Pendidik

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana, yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan hak sekaligus kewajiban bagi setiap warga negara. Pendidikan pada dasarnya bersifat menyeluruh dan tidak pilah pilih dalam melakukan pengproduksian ilmunya. Pada dasarnya proses dalam pendidikan itu sendiri tidak terlepas akan peran penting akan pendidik dan kebijakan- kebijakan yang ada didalamnya. Pendidikan sebagai landasan ilmu tentunya sangat disupport oleh beberapa faktor agar hal tersebut menjadi berguna dan berimbas positif bagi masyarakat. Adapun beberapa hal tersebut diantaranya adalah, profsionalisme guru, sarana dan prasarana yang mumpuni, keefetifan dalam pembelajaran, tentu juga perkembangan dan pemilihan kurikulum yang cocok untuk sekolah tersebut. Bilamana hal tersebut dapat terjadi tidak dipungkiri bahwa pendidikan yang bermutu akan mampu terwujud.
Pendidikan yang ada tentu dapat diperoleh dari berbagai macam tempat maupun bentuk, baik dalam hal ini adalah pendidikan formal, informal maupun nonformal. Ketiga bentuk pendidikan ini tentunya melengkapi antara satu dengan lainnya. Sebagaimana dengan tujuan pendidikan tersebut dapat diterima dan dijalankan dengan baik. Pada perkembangannya pendidikan formal telah mengalami perkembangan, sebagaimana dapat kita lihat dengan adanya tidak adanya pembeda maupun disama ratakan dalam pendidikan formal tersebut. hal ini mulai dari mereka yang tidak mampu hingga mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Tentunya dengan perkembangan semacam ini menjadikan pendidikan lebih sama rata dan tidak ada perbedaan didalamnya.
Pendidikan sebagai bentuk pengproduksian dan peng transformasian ilmu, dalam hal ini tentunya memiliki fungsi tersendiri. Pemahaman yang ada dalam individu akan fungsi pendidikan tentunya sangat beragam dan berbeda akan yang tertulis. Pendidikan semacam ini tentunya menjadikan berbagai pemahaman dalam konteks fungsi. Sebanagimana ini fungsi pendidikan dibedakan akan 2 yakni, fungsi laten dan fungsi manifest. Tentunya kedua fungsi tersebut memiliki peranan yang berbeda dalam memaknai pendidikan sebagai tempat pembelajaran dan tindakan yang diajarkan didalamnya. Pada pemahamannya fungsi manifest merupakan fungsi secara garis besarnya ataupun fungsi yang menonjolkan fungsi utama ataupun yang tersirat. Sedangkan fungsi laten merupakan fungsi yang tidak terlihat ataupun fungsi yang dimiliki makna khusus bagi individunya.

Kurikulum dan Perannya dalam Sekolah Inklusi



Kurikulum dan Perannya dalam Sekolah Inklusi 

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana, yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan hak sekaligus kewajiban bagi setiap warga negara. Pendidikan pada dasarnya bersifat menyeluruh dan tidak pilah pilih dalam melakukan pengproduksian ilmunya. Pada dasarnya proses dalam pendidikan itu sendiri tidak terlepas akan peran penting akan pendidik dan kebijakan- kebijakan yang ada didalamnya. Pendidikan sebagai landasan ilmu tentunya sangat disupport oleh beberapa faktor agar hal tersebut menjadi berguna dan berimbas positif bagi masyarakat. Adapun beberapa hal tersebut diantaranya adalah, profsionalisme guru, sarana dan prasarana yang mumpuni, keefetifan dalam pembelajaran, tentu juga perkembangan dan pemilihan kurikulum yang cocok untuk sekolah tersebut. Bilamana hal tersebut dapat terjadi tidak dipungkiri bahwa pendidikan yang bermutu akan mampu terwujud.
Permasalahan yang sangat kompleks yang ada di indonesia menyebabkan hal- hal semacam tersebut sangat sulit terwujud. Sebagaimana masalah yang sering muncul adalah kurikulum. Kurikulum yang merupakan pondasi dasar dalam pendidikan tentunya menjadi tumpuan ajar guna menjadi pedoman dalam pengajaran menjadi hal yang rawan akan miss persepsi. Kurikulum yang disusun secara sistematis dan didasarkan atas kebutuhan masyarakat, pada dasarnya kurang direfleksikan oleh pendidik itu sendiri. Hal semacam inilah yang menjadi permasalahan umum. Sebagaimana kurikulum tersebut seharusnya mampu menjadi lebih baik dan memiliki peran sentral dalam masyarakat.
Kurikulum pada dasarnya terdapat dua jenis. Dalam hal ini adalah kurikulum tertulis dan kurikulum tidak tertulis (hidden kurikulum). Sebagaimana kurikulum tertulis merupakan kurikulum yang merupakan konsensus bersama dan dijalankan sesuai dengan persyaratan tertulis. Sedangkan hidden kurikulum merupakan kurikulum yang dijalankan atas kehendak sendiri dan seringkali terjadi improvisasi dalam kurikulum tersebut. sebagaimana kurikulum tidak tertulis lebih condong kepada penyampain kepada aspek sosial. Sebagaimana hal tersebut tentunya sangat penting untuk proses dalam bermasyarakat nantinya.
Pada pemahaman para ahli seperti halnya henry giroux memandang hidden kurikulum merupakan sesuatu yang tidak tertulis seperti nilai, norma, kepercayaan yang melekat / terikat serta ditransmisikan kepada murid berdasarkan aturan yang mendasari struktur rutinitas dan hubungan sosial dan ruang kelas. Sedangkan menurut  michael apple menjelaskan hidden kurikulum mencangkup berbagai kepentingan, bentuk budaya, perjuangan, kesepakatan dan kompromi yang terdapat di sekolah.  Sebagaimana pemahaman para ahli tersebut lebih tertuju pada pesan secara tersirat, sehingga hal semacam ini tentunya hanya dipahami oleh beberapa golongan saja bila tidak diterangkan secara langsung kepada peserta didiknya.
Pada dasarnya hidden kurikulum sangat mempengarui secara psikis prihal perilaku sosial peserta didik. Hal semacam ini tentunya tidak terlepas akan fungsi dari hidden kurikulum tersebut diantaranya yakni memberikan pemahaman mendalam mengenai kepribadian, nilai dan norma, keyakinan yang tidak dijelaskan dalam kurikulum formal. selain itu pula adalah mengenai prihal mengajar kita akan demokratis, menjadi orang yang sosialisatoris dan secara tidak langsung menjadi kontrol sosial.  Sebagaimana ini nantinya hidden kurikulum tersebut menjaga kita dari aspek sosial untuk mengembangkan kita dalam bermasyarakat secara baik.
Permasalahannya setiap sekolah memiliki hidden kurikulum yang berbeda antara satu dengan lainnya. Hal ini tergantung akan kebijakan yang dipergunakan dalam sekolah tersebut. sebagaimana fungsi dan tujuannya adalah tetap sama yakni untuk menjadikan siswa didiknya menjadi lebih baik dan mampu dalam bermasyarakat. Sebagaimana yang terjadi dalam beberapa sekolah akan kurangnya penekanan akan hidden kurikulum tersebut menjadikan siswa didiknya seakan akan diskriminatif baik hal tersebut akan ras maupun cacat fisik dan mental yang diderita oleh siswa didik lainnya. Hal semacam tersebut dapat dikategorikan kedalam bullying. Sebagaimana hal tersebut tentunya harus mampu diperbaiki oleh pendidik.
Sekolah yang menjadi refleksi hidden kurikulum menjadi fokus kajian utama. Hal ini dapat dilihat pada sekolah yang memiliki keanekaragaman ras, maupun sekolah inklusi. Dalam kasus ini bila kita menjelaskan mengenai sekolah inkulsi yang sarat akan anak kebutuhan khusus yang dijadikan satu sekolah dengan anak normal seringkali terjadi sikap diskriminatif. Hal ini hidden kurikulum berfungsi sebagai penengah agar tidak terjadi bulllying tersebut. sebagaimana ini sikap dan penerangan oleh pendidik sangat dibutuhkan agar para siswanya paham akan yang diterangkan oleh pendidik tersebut. secara tidak langsung pendidik dituntut untuk tidak hanya menerangkan pelajaran secara umum melainkan pula sikap- sikap sosial dalam bermasyarakat.
Sebagaimana sikap tersebut (Bullying) tetap terjadi didalam sekolah hal semacam ini dikarenakan kurangnya pemahaman pendidikan antidiskriminasi. Sebagaimana bullying sendiri tercipta akan ketidak senangan individu terhadap individu lain dikarenakan berbagai hal yang selanjutnya menimbulkan saling mengolok dan lain sebagainya. Tindakan semacam ini menujukkan akan betapa masih kurangnya peran pendidik dalam mendisiplinkan siswanya tersebut. hidden kurikulum dalam hal ini ada untuk menengahi hal semacam itu untuk meredahkan maupun menghilangkan tindakan dan sikap bullying tersebut.