Kurikulum
dan Perannya dalam Sekolah Inklusi
Pendidikan
merupakan usaha sadar dan terencana, yang bertujuan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan hak sekaligus kewajiban bagi setiap
warga negara. Pendidikan pada dasarnya bersifat menyeluruh dan tidak pilah
pilih dalam melakukan pengproduksian ilmunya. Pada dasarnya proses dalam
pendidikan itu sendiri tidak terlepas akan peran penting akan pendidik dan
kebijakan- kebijakan yang ada didalamnya. Pendidikan sebagai landasan ilmu
tentunya sangat disupport oleh beberapa faktor agar hal tersebut menjadi
berguna dan berimbas positif bagi masyarakat. Adapun beberapa hal tersebut
diantaranya adalah, profsionalisme guru, sarana dan prasarana yang mumpuni,
keefetifan dalam pembelajaran, tentu juga perkembangan dan pemilihan kurikulum
yang cocok untuk sekolah tersebut. Bilamana hal tersebut dapat terjadi tidak
dipungkiri bahwa pendidikan yang bermutu akan mampu terwujud.
Permasalahan
yang sangat kompleks yang ada di indonesia menyebabkan hal- hal semacam
tersebut sangat sulit terwujud. Sebagaimana masalah yang sering muncul adalah
kurikulum. Kurikulum yang merupakan pondasi dasar dalam pendidikan tentunya
menjadi tumpuan ajar guna menjadi pedoman dalam pengajaran menjadi hal yang
rawan akan miss persepsi. Kurikulum yang disusun secara sistematis dan
didasarkan atas kebutuhan masyarakat, pada dasarnya kurang direfleksikan oleh
pendidik itu sendiri. Hal semacam inilah yang menjadi permasalahan umum.
Sebagaimana kurikulum tersebut seharusnya mampu menjadi lebih baik dan memiliki
peran sentral dalam masyarakat.
Kurikulum
pada dasarnya terdapat dua jenis. Dalam hal ini adalah kurikulum tertulis dan kurikulum
tidak tertulis (hidden kurikulum). Sebagaimana kurikulum tertulis merupakan
kurikulum yang merupakan konsensus bersama dan dijalankan sesuai dengan
persyaratan tertulis. Sedangkan hidden kurikulum merupakan kurikulum yang
dijalankan atas kehendak sendiri dan seringkali terjadi improvisasi dalam
kurikulum tersebut. sebagaimana kurikulum tidak tertulis lebih condong kepada
penyampain kepada aspek sosial. Sebagaimana hal tersebut tentunya sangat
penting untuk proses dalam bermasyarakat nantinya.
Pada
pemahaman para ahli seperti halnya henry giroux memandang hidden kurikulum
merupakan sesuatu yang tidak tertulis seperti nilai, norma, kepercayaan yang
melekat / terikat serta ditransmisikan kepada murid berdasarkan aturan yang
mendasari struktur rutinitas dan hubungan sosial dan ruang kelas. Sedangkan
menurut michael apple menjelaskan hidden
kurikulum mencangkup berbagai kepentingan, bentuk budaya, perjuangan,
kesepakatan dan kompromi yang terdapat di sekolah. Sebagaimana pemahaman para ahli tersebut
lebih tertuju pada pesan secara tersirat, sehingga hal semacam ini tentunya
hanya dipahami oleh beberapa golongan saja bila tidak diterangkan secara
langsung kepada peserta didiknya.
Pada
dasarnya hidden kurikulum sangat mempengarui secara psikis prihal perilaku
sosial peserta didik. Hal semacam ini tentunya tidak terlepas akan fungsi dari
hidden kurikulum tersebut diantaranya yakni memberikan pemahaman mendalam
mengenai kepribadian, nilai dan norma, keyakinan yang tidak dijelaskan dalam
kurikulum formal. selain itu pula adalah mengenai prihal mengajar kita akan
demokratis, menjadi orang yang sosialisatoris dan secara tidak langsung menjadi
kontrol sosial. Sebagaimana ini nantinya
hidden kurikulum tersebut menjaga kita dari aspek sosial untuk mengembangkan
kita dalam bermasyarakat secara baik.
Permasalahannya
setiap sekolah memiliki hidden kurikulum yang berbeda antara satu dengan
lainnya. Hal ini tergantung akan kebijakan yang dipergunakan dalam sekolah
tersebut. sebagaimana fungsi dan tujuannya adalah tetap sama yakni untuk
menjadikan siswa didiknya menjadi lebih baik dan mampu dalam bermasyarakat.
Sebagaimana yang terjadi dalam beberapa sekolah akan kurangnya penekanan akan
hidden kurikulum tersebut menjadikan siswa didiknya seakan akan diskriminatif
baik hal tersebut akan ras maupun cacat fisik dan mental yang diderita oleh
siswa didik lainnya. Hal semacam tersebut dapat dikategorikan kedalam bullying.
Sebagaimana hal tersebut tentunya harus mampu diperbaiki oleh pendidik.
Sekolah
yang menjadi refleksi hidden kurikulum menjadi fokus kajian utama. Hal ini
dapat dilihat pada sekolah yang memiliki keanekaragaman ras, maupun sekolah
inklusi. Dalam kasus ini bila kita menjelaskan mengenai sekolah inkulsi yang
sarat akan anak kebutuhan khusus yang dijadikan satu sekolah dengan anak normal
seringkali terjadi sikap diskriminatif. Hal ini hidden kurikulum berfungsi
sebagai penengah agar tidak terjadi bulllying tersebut. sebagaimana ini sikap
dan penerangan oleh pendidik sangat dibutuhkan agar para siswanya paham akan
yang diterangkan oleh pendidik tersebut. secara tidak langsung pendidik
dituntut untuk tidak hanya menerangkan pelajaran secara umum melainkan pula
sikap- sikap sosial dalam bermasyarakat.
Sebagaimana
sikap tersebut (Bullying) tetap terjadi didalam sekolah hal semacam ini
dikarenakan kurangnya pemahaman pendidikan antidiskriminasi. Sebagaimana
bullying sendiri tercipta akan ketidak senangan individu terhadap individu lain
dikarenakan berbagai hal yang selanjutnya menimbulkan saling mengolok dan lain
sebagainya. Tindakan semacam ini menujukkan akan betapa masih kurangnya peran
pendidik dalam mendisiplinkan siswanya tersebut. hidden kurikulum dalam hal ini
ada untuk menengahi hal semacam itu untuk meredahkan maupun menghilangkan
tindakan dan sikap bullying tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar