Jumat, 03 Agustus 2018

Review Film ( I'am Not Stupid )



Review Film
( I'am Not Stupid )

Dalam film I’am not stupid terdapat tiga tokoh utama. Mereka memliki latar belakang yang berbeda- beda. Tokoh pertama bernama Terry Khoo. Anak yang manja yang memiliki sifat penakut dan suka seringkali menangis. Hidup dalam keluarga kaya, segalanya serba kecukupan. Memiliki kakak perempuan yang masih sekolah dan kedua orang tua yang berkerja sebagai pebisnis. Ayahnya dapat dikatakan orang yang bijak sedangkan ibunya merupakan orang yang otoriter. Meski hidupnya berkecukupan namun dia selalu dikekang oleh ibunya. Hal ini diperkuat dalam film yakni mulai dari dia makan, apa yang harus dibeli dan dipakai hingga kondisi kamar selalu disesuaikan dengan keinginan ibunya. Pendominasian kuasa ibu ini tidak hanya dilakukan pada tindakan saja, melainkan juga dalam bahasa. Dalam bahasanya ibu seringkali menucapkan "mama tahu yang terbaik. Kalian seharusnya berterima kasih karena memiliki mama yang baik dan bertanggung jawab."  Hal ini menunjukkan dominasinya dalam anak tersebut, selain itu penekanan dalam bahasa ini tentu mempengarui dalam kognitif anak. Sebagaimana halnya proses kognitif tersebut dipengarui oleh bahasa sehari- hari. Pada kisahnya Terry merupakan anak yang patuh terhadap orang tua. Namun kepatuhan Terry ini dikarenakan didikan ibunya yang otoriter, sehingga dapat dikatakan proses kognitif Terry tidak baik dan menjadikan tidak peka terhadap masyarakat sekitarnya. Namun pada akhir cerita ia mulai sadar dan berusaha untuk membangun pola pikir yang baru. Sehingga ia menjadi orang yang lebih berani dan peka terhadap lingkungan sekitar .
Pada tokoh kedua adalah sahabat Terry yang bernama Kock Pin. Dia adalah anak yang pandai menggambar tapi tidak dalam hal akademis. Pemahaman yang kurang dalam keilmuan akademis ini menjadikan ibu Kock Pin geram. Berbagai hal telah ia lakukan, namun seketika ia mulai terpengaruh oleh temannya cara agar nilai akademis anaknya meningkat adalah dengan melakukan hukuman cambuk rotan terhadap anaknya tersebut. tujuan dari ibunya ini sesungguhnya bermaksud baik yakni untuk meningkatkan kualitas belajar anaknya namun dalam tindakannya ia salah. Pada dasarnya Kock Pin ini sudah berjuang dengan keras. Hingga pada waktunya ibunya sadar dan memaklumi Kock Pin. Bakat Kock Pin yakni menggambar ia mampu menyelamatkan temannya dengan menseketsa wajah pelaku penculikan selain itu dalam akhir cerita ia memenangkan juara dua menggambar internasional.
Tokoh yang ketiga ia Boen Hok. Anak ini merupakan anak yang pemberani dan bijak. Boen Hok dilahirkan dari keluarga yang sederhana. Ia selalu membantu orang tuanya untuk melayani pelanggan diwarungnya, selain itu dia juga mengurusi adiknya. Pada mulanya Boen Hok adalah anak yang tidak pandai dalam hal akademis, namun hal itu berubah setelah seorang guru yang mampu membangkitkan semagat Boen Hok untuk belajar lebih tekun. Hasilnya ia mampu memperoleh hasil baik dalam akademisnya, dan meraih nomer satu dikelas.
Pada film ini mereka adalah teman satu kelas, lebih tepatnya kelas EM3. Kelas EM3 ini merupakan kelas dasar yang berkumpul anak- anak yang kurang dalam hal akademisnya. Pencapaian anak- anak ini mengisahkan perjuangan mereka agar mampu keluar dari lingkup EM3 ini menjadi lebih baik. Pada film ini pula ditekankan pola- pola interaksi pada anak. Hubungan sosialisasi dalam keluarga yang kurang harmonis dan terkesan otoriter. Selain itu juga terdapat sekat dalam pendidikan yakni pada halnya perbedaan kelas antara EM1 sampai pada EM3.
Selain hal itu pada konfliknya yakni terjadi penculikan terhadap Terry dan Boen Hok. Hal ini dapat diselesaikan setelah Kock Pin mampu mensketsa wajah penculik tersebut. Hasil sketsa wajah tersebut tentunya sangat membantu pihak kepolisian dalam mencari penculik tersebut. selain itu ada pula masalah lain yang dimana ibu Kock Pin memerlukan donor sumsum tulang belakang karena leukimia. Hal ini menjadikan ibu Kock Pin berada dalam kondisi kritis. Pada ujungnya ada sumsum tulang belakang yang cocok dengan ibu Kock Pin, yakni terry. Dia pada akhirnya mendonorkan sumsum tulang belakang kepada ibu Kock Pin. Pada akhir cerita keluarga terry maupun keluarga Kock Pin yang pada mulanya bermusuhan. Mereka pada akhirnya rukun dan saling membantu antara satu dengan lainnya.

Penganalisisan Film dengan Teori

Teori Hubungan Kekuasaan dan Pengetahuan Micheal Foucault

Dalam hal ini Foucault lebih menekankan pada kekuasaan yang mempengarui pengetahuan. Konsep ini dalam pemahamannya disebut sebagai Episteme. Pengetahuan tidak luput dari kekuasaan. Pengetahuan sendiri mampu memaksakan kebenaran dalam diri orang lain. hal ini tentunya tidak luput dari wacana- wacana yang mendominasi dari kognitif individu tersebut. Kekuasaan yang dibangun ini tentunya sangat berpengaruh bagi pengetahuan. Pada konteksnya, dalam film ini ditekankan pada kekuasaan yang dijalankan oleh ibu terry. Yang sebagaimana ia menekan pola kognitif anaknya. Kekuasaan tersebut berbentuk dalam hal tindakan maupun ucapan/bahasa. Bagi foucault, bahasa digunakan untuk melegitimasi kebenaran. Bahasa sendiri digunakan untuk mengatur pengetahuan. Sebagaimana halnya di film ibu terry dalam mendidik anaknya ia sangat memiliki kuasa penuh atasnya. Hal ini ditunjukkan secara tak langsung dengan pola didik, yang tidak boleh membuat makanannya sendiri, ataupun dia tidak bisa memiliki pendapat sendiri kecuali dari orang tuanya. Sehingga menyebabkan pengetahuan yang diproduksinya hanya itu-itu saja. Selain contoh tersebut hal lain ditunjukkan dalam sekolah yang dimana pendidikan tersebut sangat dipengarui oleh kekuasaan pemerintahan. Hal ini tentunya pemerintah memiliki andil besar bagi sistem yang dijalankan dalam sekolah tersebut. selain pembagian kelas, hal lain yang patut disorot yakni mengenai kurikulum, maupun kebijakan- kibijakan pemerintah lainnya. hal inilah yang coba ditekankan pada pengaruh kekuasaan dalam pengetahuan.
Selain hal itu bahasa yang digunakan untuk memproduksi pengetahuan juga sangat mempengarui. Sebagaimana yang dicontohkan dalam film, bagaimana ibu terry dalam memproduksi bahasa bagi anaknya. Pada perkataannya “jangan perna ikut campur urusan orang lain, jika itu bukan urusanmu.” Hal ini tentunya membuat anak menjadi tidak memiliki sikap peduli terhadap sesamanya. Terry pun lalu mengimplementasikan ucapan ibunya tersebut, yakni pada saat ibu dan kakaknya bertengkar mengenai desain kamarnya ia tidak mau ikut camur, dan terlebih saat temannya mengalami kesusahan ia juga tidak mau membantunya yakni pada saat temannya menjadi tersangka dalam kasus pemukulan terhadap teman kelas EM1. Hal ini menjelaskan bahwa pengaruh bahasa dalam pengetahuan sangat penting. Sebagaimana yang dikatakan foucault yakni bahasa melegitimasi kebenaran, dan bahasa sendiri digunakan sebagai mengatur pengetahuan.

Teori Pertukaran Sosial Peter L. Blau           

dalam pandangan Peter L. Blau dalam konteks ini ditekankan pada pertukaran. Pada pertukaran ini ada yang bertujuan untuk mendapatkan ganjaran intrinsik dan ekstrinsik. Ganjaran ekstrinsik ini identik dengan uang, barang dan jasa. Sedangkan ganjaran instrinsik berhubungan dengan kasih sayang, kehormatan, cinta. Pada dasarnya ganjaran- ganjaran semacam inilah yang membuat mereka saling terkait. Hal ini menunjukkan dalam interinsik berhubungan dalam   pertukaran sosial sedangkan pada ekstrisik pada pertukaran ekonomi. Dalam prosesnya tindakan dalam membentuk pertukaran ini berorientasi pada tujuan yang didapat, yang dimana dalam tujuan tersebut dimuat sarana dalam mencapainya.
Dalam kasus yang dimuat hal ini identik dengan pertukaran, baik itu bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. Sebagaimana halnya dalam film ini dapat dilihat dari beberapa bagian. Salah satunya yakni pada akhir cerita, yang dimana ibu Kock Pin yang sedang menderita sakit leukimia membutuhkan bantuan donor sumsum tulang belakang. Sekolah yang tidak hanya sebagai pengembangan kognitif anak, namun sekolah juga memiliki kepedulian yang tinggi terhadap siswa didiknya. Pada ceritanya mereka mengadakan pencarian donor sumsum tulang belakang, yang akan disumbangkan pada ibu Kock Pin. Hal ini mengindikasikan kepedualian sekolah terhadap keluarga siswa didiknya. Pada hal semacam ini terjadi pertukaran antara keluarga Kock Pin yang mendapatkan jasa dari sekolah tersebut, sedangakan sekolah sendiri mendapatkan kehormatan, maupun dapat meningkatkan pamor sekolah.dalam pendonoran tulang Sumsum tersebut ternyata yang cocok adalah Terry. Secara tak langsung hal ini juga terjadi pertukaran. Terry kali ini mendapatkan penghormatan maupun kasih sayang karena telah membantu keluarga Kock Pin. Sedangkan Kock Pin sendiri mendapatkan jasa darinya tentunya ia juga mendapatkan kasih sayang dari ibunya yang berangsur membaik. hal ini tidak berkahir begitu saja yakni keluarga terry pun juga ditolong oleh keluarga Kock Pin dalam bisnisnya, sehingga bisnisnya berjalan lancar kembali. Pada dasarnya pertukaran ini tentu tidak harus menguntungkan kedua belah pihak namun juga terkadang ada pula ketimpangan pada satu pihak saja.

Stratifikasi Sosial Soejano Soekanto

Dalam pandangan ini stratifikasi sosial merupakan pembagian penduduk atau masyarakat ke dalam kelas- kelas secara bertingkat. Dalam pengklarifikasiannya ini dapat dipakai dalam berbagai macam kriteria yang biasa dipakai dalam masyarakat yakni :
a. Ukuran kekayaan, dalam hal ini masyarakat menilai berdasarkan jumlah materiil saja. Hal ini mereka yang memiliki materiil terbanyak menempati lapisan teratas.
b. Ukuran kekuasaan, dalam hal ini didasarkan atas kepemilikan kekuatan atau power seseorang dalam mengatur. Biasanya hal ini dikaitkan dengan kedudukan atau status seseorang dalam hal politik.
c. Ukuran kehormatan, hal ini identik dengan masyarakat tradisional. Sebagaimana halnya diukur berdasarkan kebangsawanan, maupun orang yang dihormati semisal raden, raja dsb.
d. Ukuran ilmu pengetahuan, hal ini didasarkan pada penguasaan seseorang dalam hal ilmu pengetahuan. Kriteria ini dapat pula disebut sebagai ukuran kepandaian dalam kualitas. Berdasarkan ukuran ini, orang yang berpendidikan tinggi, misalnya seorang sarjana.
Dalam relefansi filmnya ini ada pembagian kelas sosial, sebagaimana dalam film tersebut ada penggolongan kelas dari golongan yang paling pandai dan yang kurang pandai. Dalam kelas yang paling pandai di tempatkan pada kelas EM1 sedangkan anak yang sekiranya tidak bisa atau tidak mampu dalam ilmu pengetahuan ini dimasukkan ke dalam EM3. Dalam hal ini tentunya terjadi penggolongan kelas sosial dalam hal ilmu pengetahuan. Anggapan masyarakat pun memiliki persepsi bahwa orang yang memiliki ilmu pengetahuan lebih yakni di kelas EM1 lebih dipandang derajatnya dari pada mereka yang tidak mampu dalam hal pembelajaran yang berada dalam kelas EM3.

Teori Labelling Edwin M. Lemert

menurut Edwin M. Lemert labeling merupakan penyimpangan yang disebabkan oleh pemberian cap/ label dari masyarakat kepada seseorang yang kemudian cenderung akan melanjutkan penyimpangan tersebut. perkembangan pemberian label yang dikemukakan masyarakat semakin meningkat. Biasanya label yang dikemukakan masyarakat adalah label yang negatif dan sasarannya adalah individu yang dianggap menyimpang. Labeling pada pendefisiannya merupakan cap yang ketika diberikan pada seseorang akan menjadi identitas diri orang tersebut, dan menjelaskan orang dengan tipe bagaimanakah dia. Dengan memberikan label pada diri seseorang, kita cenderung melihat dia secara keseluruhan kepribadiannya, dan bukan pada perilakunya satu per satu.
Dalam hubungannya dengan film hal ini sering kali disangkut pautkan dalam kondisi kelas. Hal ini dapat dilihat kelas EM1 dilabel sebagai kelas terbaik, sedangkan kelas EM3 merupakan kelas yang kumpulan anak- anak kurang dalam bidang akademisnya. Label kelas ini direspon anak- anak kelas EM3 menjadi anak- anak yang kurang antusias dalam mata pelajaran matematika maupun bahasa asingnya. Sebagai hasil labelnya anak- anak tersebut dalam menekuni pelajaran terkesan malas dan tidak paham dalam mata pelajaran tersebut. hal ini diperparah dengan sikap guru terdahulunya yang semakin melebel kelas tersebut, sehingga gurunya pun tidak memiliki minat ajar yang lebih pada kelas EM3 dan lebih mengutamakan EM1. Selain label dalam kelas, labeling juga terjadi dalam mereka bila melakukan salah, hal ini mereka mendapat pencitraan yang buruk dalam tindakan yang dilakukan. Selain itu ada pula label yang ditanamkan pada orang tuanya terhadap anaknya. Orang tua melebel anaknya menjadi anak yang malas dan tidak berbakat dalam bidang pengetahuan tersebut. hal inilah yang terjadi pada anak- anak dalam film tersebut.



Daftar Pustaka

  • Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada.
  • M. Poloma, Margaret. 2010. Sosiologi Kontemporer. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada.
  • Martono, Nanang. 2014. Sosiologi Pendidikan Micheal Foucault. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar