Review
Film
( I'am Not Stupid )
Dalam film I’am not stupid terdapat tiga tokoh utama. Mereka
memliki latar belakang yang berbeda- beda. Tokoh pertama bernama Terry Khoo. Anak
yang manja yang memiliki sifat penakut dan suka seringkali menangis. Hidup dalam keluarga kaya, segalanya
serba kecukupan. Memiliki kakak perempuan yang masih sekolah dan kedua orang
tua yang berkerja sebagai pebisnis. Ayahnya dapat dikatakan orang yang bijak
sedangkan ibunya merupakan orang yang otoriter. Meski hidupnya berkecukupan namun dia
selalu dikekang oleh ibunya. Hal ini diperkuat dalam film yakni mulai dari dia
makan, apa yang harus dibeli dan dipakai hingga kondisi kamar selalu
disesuaikan dengan keinginan ibunya. Pendominasian kuasa ibu ini tidak hanya
dilakukan pada tindakan saja, melainkan juga dalam bahasa. Dalam bahasanya ibu
seringkali menucapkan "mama tahu yang terbaik. Kalian seharusnya berterima
kasih karena memiliki mama yang baik dan bertanggung jawab." Hal ini menunjukkan dominasinya dalam anak
tersebut, selain itu penekanan dalam bahasa ini tentu mempengarui dalam kognitif
anak. Sebagaimana halnya proses kognitif tersebut dipengarui oleh bahasa
sehari- hari. Pada kisahnya Terry merupakan anak yang patuh terhadap orang tua.
Namun kepatuhan Terry ini dikarenakan didikan ibunya yang otoriter, sehingga
dapat dikatakan proses kognitif Terry tidak baik dan menjadikan tidak peka
terhadap masyarakat sekitarnya. Namun pada akhir cerita ia mulai sadar dan
berusaha untuk membangun pola pikir yang baru. Sehingga ia menjadi orang yang
lebih berani dan peka terhadap lingkungan sekitar .
Pada tokoh kedua adalah sahabat Terry yang bernama Kock Pin. Dia adalah anak yang pandai menggambar tapi tidak
dalam hal akademis. Pemahaman yang kurang dalam keilmuan akademis ini
menjadikan ibu Kock Pin geram. Berbagai hal telah ia lakukan, namun seketika ia
mulai terpengaruh oleh temannya cara agar nilai akademis anaknya meningkat
adalah dengan melakukan hukuman cambuk rotan terhadap anaknya tersebut. tujuan
dari ibunya ini sesungguhnya bermaksud baik yakni untuk meningkatkan kualitas
belajar anaknya namun dalam tindakannya ia salah. Pada dasarnya Kock Pin ini
sudah berjuang dengan keras. Hingga pada waktunya ibunya sadar dan memaklumi Kock Pin. Bakat Kock Pin yakni menggambar ia mampu menyelamatkan
temannya dengan menseketsa wajah pelaku penculikan selain itu dalam akhir cerita ia memenangkan juara dua menggambar internasional.
Tokoh yang ketiga ia Boen Hok.
Anak ini merupakan anak yang pemberani dan bijak. Boen Hok dilahirkan dari
keluarga yang sederhana. Ia selalu membantu orang tuanya untuk melayani
pelanggan diwarungnya, selain itu dia juga mengurusi adiknya. Pada mulanya Boen
Hok adalah anak yang tidak pandai dalam hal akademis, namun hal itu berubah
setelah seorang guru yang mampu membangkitkan semagat Boen Hok untuk belajar
lebih tekun. Hasilnya ia mampu memperoleh hasil baik dalam akademisnya, dan
meraih nomer satu dikelas.
Pada film ini mereka adalah
teman satu kelas, lebih tepatnya kelas EM3. Kelas EM3 ini merupakan kelas dasar
yang berkumpul anak- anak yang kurang dalam hal akademisnya. Pencapaian anak-
anak ini mengisahkan perjuangan mereka agar mampu keluar dari lingkup EM3 ini
menjadi lebih baik. Pada film ini pula ditekankan pola- pola interaksi pada
anak. Hubungan sosialisasi dalam keluarga yang kurang harmonis dan terkesan
otoriter. Selain itu juga terdapat sekat dalam pendidikan yakni pada halnya
perbedaan kelas antara EM1 sampai pada EM3.
Selain hal itu pada konfliknya
yakni terjadi penculikan terhadap Terry dan Boen Hok. Hal ini dapat
diselesaikan setelah Kock Pin mampu mensketsa wajah penculik tersebut. Hasil
sketsa wajah tersebut tentunya sangat membantu pihak kepolisian dalam mencari
penculik tersebut. selain itu ada pula masalah lain yang dimana ibu Kock Pin
memerlukan donor sumsum tulang belakang karena leukimia. Hal ini menjadikan ibu
Kock Pin berada dalam kondisi kritis. Pada ujungnya ada sumsum tulang belakang
yang cocok dengan ibu Kock Pin, yakni terry. Dia pada akhirnya mendonorkan
sumsum tulang belakang kepada ibu Kock Pin. Pada akhir cerita keluarga terry
maupun keluarga Kock Pin yang pada mulanya bermusuhan. Mereka pada akhirnya
rukun dan saling membantu antara satu dengan lainnya.
Penganalisisan Film dengan Teori
Teori Hubungan Kekuasaan dan Pengetahuan Micheal Foucault
Dalam hal ini Foucault lebih
menekankan pada kekuasaan yang mempengarui pengetahuan. Konsep ini dalam
pemahamannya disebut sebagai Episteme. Pengetahuan tidak luput dari kekuasaan.
Pengetahuan sendiri mampu memaksakan kebenaran dalam diri orang lain. hal ini
tentunya tidak luput dari wacana- wacana yang mendominasi dari kognitif
individu tersebut. Kekuasaan yang dibangun ini tentunya sangat berpengaruh bagi
pengetahuan. Pada konteksnya, dalam film ini ditekankan pada kekuasaan yang
dijalankan oleh ibu terry. Yang sebagaimana ia menekan pola kognitif anaknya.
Kekuasaan tersebut berbentuk dalam hal tindakan maupun ucapan/bahasa. Bagi foucault,
bahasa digunakan untuk melegitimasi kebenaran. Bahasa sendiri digunakan untuk
mengatur pengetahuan. Sebagaimana halnya di film ibu terry dalam mendidik
anaknya ia sangat memiliki kuasa penuh atasnya. Hal ini ditunjukkan secara tak
langsung dengan pola didik, yang tidak boleh membuat makanannya sendiri,
ataupun dia tidak bisa memiliki pendapat sendiri kecuali dari orang tuanya.
Sehingga menyebabkan pengetahuan yang diproduksinya hanya itu-itu saja. Selain
contoh tersebut hal lain ditunjukkan dalam sekolah yang dimana pendidikan
tersebut sangat dipengarui oleh kekuasaan pemerintahan. Hal ini tentunya
pemerintah memiliki andil besar bagi sistem yang dijalankan dalam sekolah
tersebut. selain pembagian kelas, hal lain yang patut disorot yakni mengenai
kurikulum, maupun kebijakan- kibijakan pemerintah lainnya. hal inilah yang coba
ditekankan pada pengaruh kekuasaan dalam pengetahuan.
Selain hal itu bahasa yang
digunakan untuk memproduksi pengetahuan juga sangat mempengarui. Sebagaimana
yang dicontohkan dalam film, bagaimana ibu terry dalam memproduksi bahasa bagi
anaknya. Pada perkataannya “jangan perna ikut campur urusan orang lain, jika
itu bukan urusanmu.” Hal ini tentunya membuat anak menjadi tidak memiliki sikap
peduli terhadap sesamanya. Terry pun lalu mengimplementasikan ucapan ibunya
tersebut, yakni pada saat ibu dan kakaknya bertengkar mengenai desain kamarnya
ia tidak mau ikut camur, dan terlebih saat temannya mengalami kesusahan ia juga
tidak mau membantunya yakni pada saat temannya menjadi tersangka dalam kasus
pemukulan terhadap teman kelas EM1. Hal ini menjelaskan bahwa pengaruh bahasa
dalam pengetahuan sangat penting. Sebagaimana yang dikatakan foucault yakni
bahasa melegitimasi kebenaran, dan bahasa sendiri digunakan sebagai mengatur
pengetahuan.
Teori Pertukaran
Sosial Peter L. Blau
dalam pandangan Peter L. Blau
dalam konteks ini ditekankan pada pertukaran. Pada pertukaran ini ada yang
bertujuan untuk mendapatkan ganjaran intrinsik dan ekstrinsik. Ganjaran
ekstrinsik ini identik dengan uang, barang dan jasa. Sedangkan ganjaran
instrinsik berhubungan dengan kasih sayang, kehormatan, cinta. Pada dasarnya
ganjaran- ganjaran semacam inilah yang membuat mereka saling terkait. Hal ini
menunjukkan dalam interinsik berhubungan dalam
pertukaran sosial sedangkan pada ekstrisik pada pertukaran ekonomi.
Dalam prosesnya tindakan dalam membentuk pertukaran ini berorientasi pada
tujuan yang didapat, yang dimana dalam tujuan tersebut dimuat sarana dalam
mencapainya.
Dalam kasus yang dimuat hal ini identik dengan pertukaran,
baik itu bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. Sebagaimana halnya dalam film
ini dapat dilihat dari beberapa bagian. Salah satunya yakni pada akhir cerita,
yang dimana ibu Kock Pin yang sedang menderita sakit leukimia membutuhkan
bantuan donor sumsum tulang belakang. Sekolah yang tidak hanya sebagai
pengembangan kognitif anak, namun sekolah juga memiliki kepedulian yang tinggi
terhadap siswa didiknya. Pada ceritanya mereka mengadakan pencarian donor
sumsum tulang belakang, yang akan disumbangkan pada ibu Kock Pin. Hal ini
mengindikasikan kepedualian sekolah terhadap keluarga siswa didiknya. Pada hal
semacam ini terjadi pertukaran antara keluarga Kock Pin yang mendapatkan jasa
dari sekolah tersebut, sedangakan sekolah sendiri mendapatkan kehormatan,
maupun dapat meningkatkan pamor sekolah.dalam pendonoran tulang Sumsum tersebut
ternyata yang cocok adalah Terry. Secara tak langsung hal ini juga terjadi
pertukaran. Terry kali ini mendapatkan penghormatan maupun kasih sayang karena
telah membantu keluarga Kock Pin. Sedangkan Kock Pin sendiri mendapatkan jasa
darinya tentunya ia juga mendapatkan kasih sayang dari ibunya yang berangsur
membaik. hal ini tidak berkahir begitu saja yakni keluarga terry pun juga
ditolong oleh keluarga Kock Pin dalam bisnisnya, sehingga bisnisnya berjalan
lancar kembali. Pada dasarnya pertukaran ini tentu tidak harus menguntungkan
kedua belah pihak namun juga terkadang ada pula ketimpangan pada satu pihak
saja.
Stratifikasi Sosial Soejano
Soekanto
Dalam pandangan ini stratifikasi
sosial merupakan pembagian penduduk atau masyarakat ke dalam kelas- kelas
secara bertingkat. Dalam pengklarifikasiannya ini dapat dipakai dalam berbagai
macam kriteria yang biasa dipakai dalam masyarakat yakni :
a. Ukuran kekayaan, dalam hal ini
masyarakat menilai berdasarkan jumlah materiil saja. Hal ini mereka yang
memiliki materiil terbanyak menempati lapisan teratas.
b. Ukuran kekuasaan, dalam hal ini
didasarkan atas kepemilikan
kekuatan atau power seseorang dalam mengatur. Biasanya
hal ini dikaitkan dengan kedudukan atau status seseorang dalam hal politik.
c. Ukuran
kehormatan, hal ini identik dengan masyarakat tradisional. Sebagaimana halnya
diukur berdasarkan kebangsawanan, maupun orang yang dihormati semisal raden,
raja dsb.
d.
Ukuran
ilmu pengetahuan, hal ini didasarkan pada penguasaan seseorang dalam hal ilmu
pengetahuan. Kriteria ini dapat pula disebut sebagai ukuran kepandaian dalam
kualitas. Berdasarkan ukuran ini, orang yang berpendidikan tinggi, misalnya
seorang sarjana.
Dalam
relefansi filmnya ini ada pembagian kelas sosial, sebagaimana dalam film
tersebut ada penggolongan kelas dari golongan yang paling pandai dan yang
kurang pandai. Dalam kelas yang paling pandai di tempatkan pada
kelas EM1 sedangkan anak yang sekiranya tidak bisa atau tidak mampu dalam ilmu
pengetahuan ini dimasukkan ke dalam EM3. Dalam hal ini tentunya terjadi
penggolongan kelas sosial dalam hal ilmu pengetahuan. Anggapan masyarakat pun
memiliki persepsi bahwa orang yang memiliki ilmu pengetahuan lebih yakni di
kelas EM1 lebih dipandang derajatnya dari pada mereka yang tidak mampu dalam
hal pembelajaran yang berada dalam kelas EM3.
Teori Labelling Edwin M. Lemert
menurut Edwin M. Lemert labeling
merupakan penyimpangan yang disebabkan oleh pemberian cap/ label dari
masyarakat kepada seseorang yang kemudian cenderung akan melanjutkan
penyimpangan tersebut. perkembangan pemberian label yang dikemukakan masyarakat
semakin meningkat. Biasanya label yang dikemukakan masyarakat adalah label yang
negatif dan sasarannya adalah individu yang dianggap menyimpang. Labeling pada
pendefisiannya merupakan cap yang ketika diberikan pada seseorang akan menjadi
identitas diri orang tersebut, dan menjelaskan orang dengan tipe bagaimanakah
dia. Dengan memberikan label pada diri seseorang, kita cenderung melihat dia
secara keseluruhan kepribadiannya, dan bukan pada perilakunya satu per satu.
Dalam hubungannya dengan film
hal ini sering kali disangkut pautkan dalam kondisi kelas. Hal ini dapat
dilihat kelas EM1 dilabel sebagai kelas terbaik, sedangkan kelas EM3 merupakan kelas
yang kumpulan anak- anak kurang dalam bidang akademisnya. Label kelas ini
direspon anak- anak kelas EM3 menjadi anak- anak yang kurang antusias dalam
mata pelajaran matematika maupun bahasa asingnya. Sebagai hasil labelnya anak-
anak tersebut dalam menekuni pelajaran terkesan malas dan tidak paham dalam
mata pelajaran tersebut. hal ini diperparah dengan sikap guru terdahulunya yang
semakin melebel kelas tersebut, sehingga gurunya pun tidak memiliki minat ajar
yang lebih pada kelas EM3 dan lebih mengutamakan EM1. Selain label dalam kelas,
labeling juga terjadi dalam mereka bila melakukan salah, hal ini mereka
mendapat pencitraan yang buruk dalam tindakan yang dilakukan. Selain itu ada
pula label yang ditanamkan pada orang tuanya terhadap anaknya. Orang tua
melebel anaknya menjadi anak yang malas dan tidak berbakat dalam bidang
pengetahuan tersebut. hal inilah yang terjadi pada anak- anak dalam film tersebut.
Daftar
Pustaka
- Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada.
- M. Poloma, Margaret. 2010. Sosiologi Kontemporer. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada.
- Martono, Nanang. 2014. Sosiologi Pendidikan Micheal Foucault. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar