Motif Sebuah Tindakan
Tindakan seseorang tidak dapat
kita duga sebelumnya. Tindakan ini pula yang mendasari sebuah niatan seseorang.
Lebih seringnya yang kita ketahui tindakan itu ada yang untuk diri kita pribadi
dan ada untuk orang lain. Sebagaimana seperti seseorang yang memberi hadiah. Hadiah
dalam konteks ini dapat diartikan bermacam- macam bisa pemberian, bantuan,
maupun kejutan itu sendiri. Sebagaimana pada kasus ini kita tidak membahas
mengenai bentuk dari hadiah itu atau isinya, melainkan motif orang yang memberi
bantuan itu. Pada kajian kali ini kita coba mengsangkutpautkan hubungan pemberi
hadiah, persepsi penerima dan sangkut pautnya dengan allah.
Ada yang mengatakan just book by cover, namun dalam kasusnya seseorang tetap saja
menilai apa yang diberikan tersebut dari isinya. Bilamana jika isi dari
pemberian tersebut bernominal yang lumayan maka mereka dengan senang akan
menerimanya. Namun jika tidak sesuai dengan hati mereka maka senyumnya akan
terlihat berbeda, meskipun pada awalnya penerima terlihat bahagia karena sudah
diberikan hadiah.
Masalah utama tidak terjadi pada
penerima namun juga motif pemberi. Motif dalam hal ini dapat diartikan sebagai
tujuan. Tujuan itu tergantung niatan apa yang ingin diberikan. Niat seseorang
memang tidak dapat diulas secara mendalam sebelum kita tau mengenai sikap dan
karakter orang tersebut. Namun niat seseorang dapat terekam dan sudah tercatat
amalannya baik buruknya oleh malaikat. Sebagaimana contoh kasus pada postingan
blog saya sebelumnya;
Perusahaan X yang membagikan
bantuan kepada masyarakat yang ada di sekitar perusahaan tersebut. bila kita
amati ada beberapa motif dalam pembagian sembako tersebut yakni; adanya
pencintraan perusahaan sebagai peran pandemi Covid 19 dimata pemerintah,
pencitraan dimata masyarakat, memang adanya sebuah kebijakan yang mengharuskan
membagi bantuan sesuai dengan perjanjian (gugur kewajiban), atau memang karena
memang dari hati dengan niatan lillah. Kita tidak tau menau hal tersebut.
Adapula contoh kasus tindakan
seseorang dalam mendirikan sebuah usaha. Dalam menciptakan sebuah usaha
tentunya kita mempertimbangkan apa yang akan kita lakukan dan untuk siapa saja
kelak. sebagaimana jika mendirikan usaha hanya untuk mendapatkan keuntungan
saja, atau memang bertujuan untuk mengurangi lapangan pekerjaan, atau sekedar
ingin menjalankan sunnah nabi dengan cara berdagang. Hal tersebut tergantung
dari niatannya.
Sebagaimana hal tersebut dapat
kita garis bawahi lagi bahwa dalam tindakan itu akan selalu ada unsur ridho dan
tidaknya gusti allah. sebagaimana hal
tersebut kita sudah merencanakan segala macamnya dengan baik, namun bilamana
gusti allah tidak meridhoi maka rencana tersebut akan berantakan atau dapat
dikatakan tidak mampu terkesekusi dengan baik. bisa saja terlaksana hari ini,
esok, atau tidak jadi terlaksana karena suatu kendala.
Adapun yang harus digaris bawahi
dalam hal ini adalah niatan seseorang tersebut. Ingatlah kawan sesuatunya dinilai dari niat. Tentu kita
sadar bahwa niat itu penting dan perlu, bila mana niat itu buruk maka amalan
yang dicatat itu akan buruk namun bila niat kita baik maka amalan yang akan
dicatat adalah kebaikan. Senangnya lagi bila amalan itu baik dan tidak terwujud
kita akan mendapatkan pahala dari niat tersebut, namun jika niat kita jelek dan
tidak terlaksana maka niat buruk kita tidak dicatat. Maka tentunya libatkan
niat baik karena allah dalam segala tindakan agar kita selalu mendapatkan
ridhonya dan perlindungan dalam segala kegiatan kita. semoga kita selalu
mendapatkan hidayah dan karunianya. Aamiin
#inspirasiramadhan #dirumahaja #flpsurabaya #BERSAMADI_HARIKE-10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar