Rejeki itu Pasti Ada
Kalian pasti pernah mendengar
dari mana datangnya rejeki, dan kalian pasti sudah menduga bahwa rejeki itu
memang datang dari allah, namun tetap saja ada yang menyangkal bahwa rejeki itu
karena usaha dirinya sendiri bukan karena allah atau siapapun. Siapa yang
berpikiran seperti itu? tentu dapat dikatakan selain islam. Islam telah
mengajarkan kita bagaimana cara kita mendapatkan rejeki, dan darimana saja
rejeki itu datangnya. Maka dari itu dalam artikel ini akan membahas mengenai
rejeki, tentu jika ada kurang lebihnya penulis mohon maaf dan komentarnya.
Rejeki itu ada
beberapa tipe, menurut penulis loh ini. Rejeki itu ada yang memang sudah
digariskan dari lahir akan mendapatkan jatah sekian, ada yang diberikan oleh
allah karena sudah berusaha, ada yang diberikan karena sudah menjalankan
kewajiban dengan sesuai ajarannya, dan adapula yang diberikan dari hal- hal
yang tidak diduga. Sebagaimana rejeki itu ada memang harus disadari bahwa
merupakan sebuah titipan, dan tidak sepantasnya kita berbangga diri karena
memperoleh rejeki yang berlimpah tanpa mensedekahkannya sepeserpun. Karena
sejatinya dalam rejeki kita terdapat hak orang lain didalamnya.
Hal pertama, harus kalian pahami bahwa rejeki itu sudah digariskan
atau sudah ditetapkan sejak kalian lahir. Sebagaimana sudah banyak contoh kasus
yakni, seorang saudagar kaya yang tidak percaya bahwa adanya rejeki itu sudah
ditentukan. Sebut saja dia si A. Si A kemudian mencoba untuk tidak makan, tidak
minum dan tidak melakukan aktivitas apapun ia berdiam diri saja dalam rumah.
Selang waktu beberapa jam, rumah tersebut dirampok oleh beberapa orang, Si A
yang sendirian akhirnya disekap dalam kamar. Beberapa menit disekap, perampok
itu berniatan untuk membunuh si A pada awalnya, namun karena takut nanti ia
meninggalkan jejak akhirnya ia membatalkan niatnya. Perampok yang mendengar
perut si A bunyi, berinisiatif memberi si A makan. Karena takut kalau si A
nanti mati kelaparan. Akhirnya si A
sadar bahwa memang rejeki itu sudah digariskan jika sudah waktunya untuk
mendapatkan rejeki maka ia akan datang sendirinya. Merasakan hal semacam itu si
A menangis, perampok pun heran. Akhirnya si A menceritakan kronologisnya pada
perampok kenapa dia pasrah terhadap perampok tersebut.
Hal kedua, rejeki yang datang karena usaha. Memang tidak dipungkiri
bahwa rejeki itu sudah digariskan, namun jika memiliki usaha lebih maka rejeki
itu akan bertambah sesuai dengan kadarnya. Sebagaimana cerita seorang yang guru
yang merasa tidak cukup gajinya untuk kebutuhan sehari- hari. Akhirnya ia
mencari tambahan paruh waktu diluar, dan alhamdulliah ia mendapatkan tambahan
upah dari mengajar tambahan tersebut. jika guru tersebut hanya berdiam diri dan
tidak melakukan mengajar paruh waktu diluar mungkin upah yang diterima guru
tersebut akan segitu saja, karena rejeki yang sudah ditetapkan hanya sebatas
itu.
Adapula kisah yang menceritakan
seorang pegawai bank (sebut saja dia si B) yang ingin mengundurkan diri karena
merasa pekerjaan yang dilakukan ini mengandung riba. Setelah menimbang- nimbang
dan percaya akan ketetapan allah bahwa rejeki itu ditetapkan akhirnya ia
memutuskan untuk berhenti dan hanya menjalankan syariat saja dirumahnya yakni
dengan menjalankan segala yang diperintahkan oleh allah, dan menjauhi
larangannya. Melihat tindakan si B yang resign, keluarganya turut prihatin dan
memberikan ia tunjangan dengan memberi makan. Mulanya ia ditawari kerja namun
ia tidak mau ia hanya ingin menjalan perintah-nya saja. Setelah diberikan
beberapa opsi namun tetap tidak ada perubahan akhirnya pihak keluarga tersebut
merasa malas memberi bantuan jika sikap yang dilakukan terus seperti itu. Pada
intinya dalam hal ini kita boleh menjalankan syariat dan berkayakinan bahwa
rejeki itu sudah ada yang mengaturnya, namun kita tetap dianjurkan berusaha.
Karena “tidaklah gusti allah mengubah
nasib suatu kaum, jika kaum itu sendiri tidak mengubahnya.”
Hal ketiga, rejeki yang datang dari arah yang tidak diduga- duga.
Kadang kita sempat bingung dari mana datangnya semua ini?, kenapa kok kita bisa
mendapatkan ini? Ada beberapa hal yang harus kalian ketahui kadang itu memang
rejeki kalian, namun terkadang itu adalah rejeki dari amalan- amalan yang
kalian lakukan. Amalan yang seperti apa ini, hal yang sederhana semisal; kalian
membantu orang yang tidak mampu, bersedekah, ataupun lainnya. tentu hal ini
bisa saja terjadi, karena sudah dijelaskan bahwa jika kita membantu orang lain
maka kita akan dibantu oleh allah kelak, dan jika kita bersedekah dijalan allah
maka allah akan mengembalikan itu secara berkali- kali lipat.
Selain hal tersebut adapula
amalan yang bisa mendatangkan rejeki lainnya, yakni dengan kalian meminta
kepada allah secara langsung setelah sholat “mintalah maka akan aku kabulkan”. Kalau kita tidak minta
kepada allah lantas kepada siapa lagi kita akan meminta. Adapula lainnya dengan
cara membaca al- waqiah setelah subuh dan magrib, atau kalian bisa melakukan
sholat dhuha. Namun hal yang paling seru dan menarik yakni, lakukanlah sholat
malam/ sholat tahajud di sepertiga malam. Maka insyaallah kehidupan kalian
allah sendirilah yang akan mengaturnya.
Tidak ada rejeki dari allah yang
bakal terlewat, dan tidaklah sampai para malaikat itu salah / tertukar dalam
membagikan rejekinya kepada para manusia. Karena semua itu sudah ditetapkan,
kita hanya harus bersyukur dan menjalani perintah dan menjauhi larangan dari
allah. Maka allah akan menurunkan hidayah dan jalan terbaiknya pada hambanya
yang beriman.
Be like
BalasHapus